Liga Indonesia

Lima Pemain PSM Makassar yang Jadi Santapan Favorit Wasit di Musim 2019

Jumat, 3 Januari 2020 07:46 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Yohanes Ishak
© INDOSPORT
Logo klub Liga 1, PSM Makassar. Copyright: © INDOSPORT
Logo klub Liga 1, PSM Makassar.

INDOSPORT.COM - PSM Makassar memperoleh total 102 kartu kuning dan lima kartu merah dari tiga kompetisi yang diikuti sepanjang musim 2019, termasuk Liga 1. Berikut daftar lima penggawa Pasukan Ramang yang menjadi santapan favorit wasit pada musim lalu.

Dari 53 laga yang dimainkan, PSM Makassar diganjar 74 kartu kuning dan empat kartu merah diajang Liga 1 2019.

Sementara diajang Piala AFC 2019, ada 12 kartu kuning dan satu kartu merah diterima. Sedangkan pada Piala Indonesia 2018/19, wasit menghadiahkan 19 kartu kuning.

Dari 29 pemain yang dimiliki PSM hingga akhir musim lalu, redaksi berita INDOSPORT merangkum lima pemain yang menjadi santapan favorit sang pengadil lapangan dari total 53 laga yang telah dimainkan.

1. Aaron Evans

Pemain asal Australia berusia 25 tahun ini paling sering berurusan dengan wasit sepanjang musim lalu. Evans diganjar 11 kartu kuning ditambah satu kartu merah di tiga kompetisi pada musim lalu.

Evans diganjar enam kartu kuning plus satu kartu merah diajang Liga 1. Sedangkan diajang Piala Indonesia dan Piala AFC, pemilik nomor punggung 2 di PSM ini masing-masing diganjar tiga dan dua kartu kuning.

Namun, mengingat posisi Evans sebagai bek tengah yang merupakan palang pintu terakhir pertahanan PSM, wajar saja jika eks Barito Putera selama dua musim ini sering diganjar kartu oleh sang pengadil lapangan.

2. Zulham Zamrun
Pemain asal Ternate berusia 31 tahun ini berada diurutan kedua setelah menerima 10 kartu kuning dan satu kartu merah. Catatan ini terbilang aneh sebab Zulham merupakan pesepakbola berposisi penyerang sayap.

Zulham menerima enam kartu kuning dan satu kartu merah diajang Liga 1. Lalu satu kartu kuning diajang Piala Indonesia. Serta tiga kartu kuning diajang Piala AFC dari total 37 penampilannya pada musim lalu.

Kakak kandung Zulvin Zamrun ini memang dikenal sebagai pemain kontroversial yang sering berurusan dengan wasit. Selama dua setengah musim membela PSM, Zulham telah menerima 15 kartu kuning dan satu kartu merah.

3. Marc Klok
Masuk ke dalam daftar ini sepertinya tidak asing lagi bagi calon pemain naturalisasi ini. Sebab pada musim 2018 lalu, Klok bahkan menjadi pemain PSM dengan koleksi kartu paling banyak dan kini ia berada diurutan ketiga.

Klok dihadiahi delapan kartu kuning diajang Liga 1 2019 yang menjadi tertinggi diantara pemain PSM lain. Sedangkan diajang Piala Indonesia, Klok dihadiahi dua kartu kuning dan satu kartu kuning lainnya diajang Piala AFC.

Pesepakbola yang dikenal jago berbisnis ini memang dikenal ganas di atas lapangan. Terlebih lagi posisi Klok sebagai gelandang bertahan membuatnya bertugas sebagai orang pertama yang harus menghentikan serangan lawan sekalipun itu harus membuat pelanggaran.

4. Asnawi Mangkualam (7 Liga 1, 1 Piala Indonesia, 1 Piala AFC = 9 Poin)
Perumpamaan "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" sangat mewakili sosok Asnawi Mangkualam yang mewarisi sifat keras dari ayahnya, Bahar Muharram. Eks bek tangguh dan keras milik PSM di era 1980an yang kini menjabat asisten pelatih.

Bertransformasi menjadi bek sayap kanan, Asnawi menjelma sebagai bek sayap modern. Tangguh mengawal pertahanan dan aktif membantu serangan di sepanjang laga menjadi ciri khas pesepakbola berusia 20 tahun ini.

Namun, ia tidak serta merta melupakan ciri khas permainan ayahnya yang tak kenal kompromi menjaga pertahanan. Asnawi mengoleksi masing-masing tujuh kartu kuning di Liga 1, satu di Piala Indonesia, dan juga satu di Piala AFC.

5. Willjan Pluim
Nama terakhir tentu cukup mengejutkan. Bagaimana mungkin seorang Pluim yang menjadi kreator serangan dan lebih banyak dilanggar lawan dibandingkan membuat pelanggaran justru menjadi lima pemain PSM yang menjadi santapan favorit wasit pada musim 2019 lalu?

Rupanya, lima kartu kuning diajang Liga 1 dan tiga kartu kuning diajang Piala Indonesia, sebagian besar diterima Pluim akibat melakukan protes keras kepada wasit. Kapten PSM ini kerap kali melakukan protes keras apabila dijatuhkan lawan namun wasit justru tidak menilainya sebagai pelanggaran.