In-depth

Membayangkan Kedahsyatan AC Milan di Tangan Ralf Rangnick

Selasa, 3 Maret 2020 20:28 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Sport Bild
Ralf Rangnick bukanlah nama sembarangan di sepak bola Jerman. Rekam jejaknya yang gemilang diyakini sanggup mengembalikan kejayaan AC Milan. Copyright: © Sport Bild
Ralf Rangnick bukanlah nama sembarangan di sepak bola Jerman. Rekam jejaknya yang gemilang diyakini sanggup mengembalikan kejayaan AC Milan.

INDOSPORT.COM - Ralf Rangnick bukanlah nama sembarangan di sepak bola Jerman. Rekam jejaknya yang gemilang diyakini sanggup mengembalikan kejayaan AC Milan.

Klub raksasa Serie A Italia, AC Milan, dikabarkan tengah mengincar eks pelatih RB Leipzig, Ralf Rangnick, musim panas nanti. 

Bahkan, kabar kehadirannya sampai menggoyang keharmonisan jajaran manajemen Milan. Ya, CEO AC Milan, Ivan Gazidiz, dikabarkan bersembunyi dari Paolo Maldini dan Zvonimir Boban untuk mendatangkan Ralf Rangnick. 

Kabar kedatangan Ralf Rangnick pun sangat nyata. Jurnalis Sky Sports Italia, Di Marzio, mengabarkan Rangnick segera datang ke San Siro untuk menempati dua peran sekaligus, yakni sebagai pelatih dan direktur pengembangan olahraga. 
Katalis Sepak Bola Jerman.

Katalis Sepak Bola Jerman

Memiliki latar belakang sebagai pemain sepak bola, Rangnick membangun karier kepelatihan yang terbilang fenomenal di Jerman

Mulai melatih pada dekade 80-an, reputasi Rangnick terus terbangun sampai akhirnya mencapai kemapanan di Bundesliga. Pelatih kelahiran Backnang, Jerman Barat, ini telah melatih sejumlah klub ternama di Bundesliga seperti VfB Stuttgart, Schalke 04, sampai RB Leipzig. 

Namun, kehebatannya mulai diakui saat membawa klub semenjana 1899 Hoffenheim promosi ke Bundesliga pada medio 2000-an. Memegang status sebagai runner-up Bundesliga bersama Schalke 04, Rangnick mengambil keputusan berani dengan menangani klub Hoffenheim yang berlaga di kasta ketiga pada musim 2006-2007. 

Ketika banyak orang mengira kariernya selesai, Rangnick justru membuktikan bahwa semuanya baru saja dimulai. Ia melakukan pekerjaan fantastis dengan membawa Hoffenheim untuk pertama kalinya promosi ke Bundesliga 2 pada musim 2007-2008. 

Tak berlama-lama di kasta kedua, ia sukses membawa Hoffenheim mencetak sejarah dengan promosi ke Bundesliga semusim berselang atau musim 2008-2009. Di sinilah gelar katalis sepak bola Jerman perlahan menempel pada dirinya. 

Ia adalah sosok yang mampu dengan singkat membawa sebuah sebuah tim merangkak ke prestasi yang bahkan tak terbayangkan. Rangnick bagaikan zat pemercepat (katalis) dalam istilah kimia yang siap memberikan reaksi nyata. 

Kebangkitan Milan di Tangan Rangnick

Ralf Rangnick tiba di RB Leipzig pada musim 2012-2013. Menariknya, ia datang bukan sebagai pelatih kepala, melainkan ditunjuk sebagai direktur olahraga. 

Ternyata, Rangnick juga memiliki kemampuan mumpuni sebagai seorang pencari bakat. Kejeliannya dalam mencari pemain-pemain yang tepat guna di Hoffenheim rupanya membuat Leipzig tertarik untuk menyodorinya peran sebagai direktur olahraga. 

Hasilnya, RB Leipzig yang di masa itu dikenal sebagai tim kasta bawah, mulai mencuri perhatian dengan promosi ke Bundesliga 2 pada musim 2014-2015. 

Siapa lagi otak kesuksesan itu kalau bukan karena buah pengamatan jeli seorang Ralf Rangnick. Menariknya, di musim 2015-2016 itu, RB Leipzig dilatih langsung oleh Ralf Rangnick yang turun gunung dari jabatan direktur olahraga. 

Walau menjadi pelatih kepala, Rangnick juga menjalani peran bayangan sebagai pencari bakat pemain. Leipzig pun sempat dibawanya ke peringkat ketiga Bundesliga musim 2018/19. 

Hal inilah yang ingin juga diterapkan di tim AC Milan. Rangnick dianggap mampu mempercepat kebangkitan Milan yang selama ini terus terhambat. 

Hebatnya, Rangnick bisa membangkitkan sebuah tim tanpa uang belanja transfer yang besar. Tentu hal ini sesuai dengan misi Milan untuk menghemat pengeluaran demi terhindar sanksi Financial Fair Play. 

Bayangkan, dengan kejelian Rangnick, Milan bisa mendapatkan talenta-talenta tersembunyi di dunia dengan harga murah. Di tangan Rangnick, pemain-pemain ini akan menjadi pemain besar yang bisa berkontribusi banyak untuk klub. Belum lagi nilai sang pemain akan bertambah mahal. 

From Zero to Hero. Deretan pemain-pemain biasa-biasa yang berhasil diorbitkan menjadi bintang di bawah Rangnick di antaranya adalah Roberto Firmino, Naby Keita, Sadio Mane, dan Joel Matip. Empat pemain ini kini memperkuat tim Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp. 

Ralf Rangnick adalah pelatih yang terbiasa bermain dengan para pemain muda. AC Milan sendiri menjadi tim dengan rataan usia termuda di Serie A, yakni 24,1 tahun. 

AC Milan merekrut pemain-pemain muda berusia di bawah 25 tahun seperti Rafael Leao (20), Theo Hernandez (21), Ismael Bennacer (21), Leo Duarte (23). Rade Krunic (25), dan Ante Rebic (25).

AC Milan bahkan bisa membuat starting XI dengan rata-rata usia di bawah 23 tahun dengan ditambah nama-nama seperti Gianluigi Donnarumma (20), Davide Calabria (22), Alessio Romagnoli (24), Franck Kessie (22), sampai Lucas Paqueta (22). 

Keputusan Ivan Gazidis untuk mendatangkan Ralf Rangnick pun dinilai banyak pihak tepat. Selain mampu menyulap pemain-pemain muda menjadi bintang, Rangnick juga jeli dalam membeli pemain-pemain murah berkualitas. 

AC Milan pun bisa mengikuti jejak RB Leipzig. Tim tanpa belanja besar namun mampu bersaing di tangga juara Bundesliga dan tembus ke Liga Champions Eropa.