Liga Italia

Punya Filosofi Tak Terduga, Inilah Hal yang Bisa Terjadi Jika Rangnick Latih AC Milan

Jumat, 6 Maret 2020 13:38 WIB
Penulis: Edo Bramantio | Editor: Isman Fadil
© Goal.com
Filosofi yang dimiliki oleh calon pelatih sepak bola AC Milan yang baru, Ralf Rangnick, bakal membawa perubahan besar ini dalam tubuh Rossoneri. Copyright: © Goal.com
Filosofi yang dimiliki oleh calon pelatih sepak bola AC Milan yang baru, Ralf Rangnick, bakal membawa perubahan besar ini dalam tubuh Rossoneri.

INDOSPORT.COM - Filosofi yang dimiliki oleh calon pelatih sepak bola AC Milan yang baru, Ralf Rangnick, diyakini bakal membawa perubahan besar ini dalam tubuh raksasa Serie A Liga Italia tersebut.

CEO AC Milan yang bernama Ivan Gazidis memang dikabarkan ingin merekrut eks pelatih Red Bull Leipzig yang bernama Ralf Rangnick. Rencananya, Rangnick akan menggantikan posisi dari Stefano Pioli. Pioli sendiri diisukan bakal dipecat musim depan.

Alasan pemecatan sang pelatih tersebut adalah karena Gazidis sangat kecewa dengan Pioli yang dirasa kurang mumpuni untuk mengembalikan kejayaan Rossoneri. Di samping itu, sang CEO juga kurang suka dengan kinerja Zvonimir Boban dan Paolo Maldini.

Rangnick sendiri kabarnya diminta untuk menakhodai AC Milan seperti cara Arsene Wenger, mantan pelatih Arsenal, yaitu menjadi pelatih sekaligus membantu di sektor teknis, terutama untuk mendatangkan para pemain baru di bursa transfer. Ibaratnya, ia harus bisa 'menghandle' posisi Pioli, Boban, dan Maldini.

Melansir dari laman portal berita olahraga Sempre Milan, alasan Gazidis memilih Rangnick adalah dikarenakan sosok berusia 61 tahun itu memiliki filosofi yang cocok dengannya. Hal ini disampaikan oleh seorang jurnalis dari Bild yang bernama Stefan Krause.

"Kami sudah mengetahui adanya negosiasi antara kedua pihak selama dua bulan. Situasinya sama seperti yang telah kita tahu, Milan ingin Rangnick dan sang pelatih sangat tertarik dengan proyek di AC Milan," ujarnya dalam sebuah wawancara.

"Negosiasi itu masih berjalan sampai hari ini. Rangnick sendiri mencari tantangan baru setelah dari Red Bull (Leipzig). Rangnick punya karakter yang kuat dan sangat ambisius. Sehingga, ia butuh wadah yang tepat untuk bisa mendapatkan posisi yang kuat," lanjutnya.

"Filosofi yang dimiliki Rangnick adalah kecepatan. Ia ingin memiliki para pemain yang cepat dan permainan sepak bola yang cepat. Dengan hal itu, maka kesuksesan akan datang dengan cepat pula. Karena hal ini, ia bisa mengantar Hannover, Hoffenheim, dan Leipzig ke papan atas klasemen."

"Selain itu, ia juga suka pemain muda. Pasalnya, selama ini ia tidak pernah merekrut pemain di bawah usia 24 tahun. Filosofi ini akan kembali ia jalankan di Milan. Dia sangat mampu untuk mencari bakat muda dan menempa mereka menjadi pemain berkualitas."

"Secara taktik, Rangnick tidak tertarik dengan ball possession. Sebaliknya, ia sangat menyukai counter attack (serangan balik). Para pemain wajib mendapatkan bola dengan cepat dan membawanya ke daerah pertahanan lawan. Ia juga selalu meminta para pemain untuk mampu berubah dari bertahan menjadi menyerang."

"Namun, karena Rangnick suka pemain muda, saya rasa Ibrahimovic bakal melihat kariernya di sini sebentar lagi. Sebagai contoh, ketika ia masih melatih Stuttgart, Rangnick justru sering membangkucadangkan Krassimir Balakov yang telah tampil 236 bagi klub tersebut. Alasannya sederhana, sang pemain sudah lambat pergerakannya," pungkasnya.

Jika informasi tersebut benar, maka AC Milan tampaknya akan mengalami perubahan cukup signifikan jika dilatih Ralf Rangnick. Ia membutuhkan para pemain muda yang masih kuat fisiknya untuk mendukung permainan cepat. Sehingga, pemain seperti Ibrahimovic, meski masih bagus, tetap bakal terancam.

Terlepas dari hal tersebut, sebenarnya Stefano Pioli sudah cukup mampu untuk mengembalikan kejayaan AC Milan. Pasalnya, meski mereka penah terlempar dari posisi 10 besar, Rossoneri berhasil naik ke posisi tujuh di pekan ke-25 kompetisi sepak bola Serie A Liga Italia musim ini dengan 36 poin.