Liga Italia

AS Roma, Kisah Setianya Menjadi Api Penyucian Bagi Para Pemain Gagal Liga Inggris

Jumat, 3 April 2020 14:08 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Yohanes Ishak
© INDOSPORT/Getty Images
Kisah AS Roma yang Menjadi Api Penyucian Para Pemain Gagal Liga Inggris Copyright: © INDOSPORT/Getty Images
Kisah AS Roma yang Menjadi Api Penyucian Para Pemain Gagal Liga Inggris

INDOSPORT. COM - AS Roma, klub Serie A Italia, kerap kali menjadi api penyucian bagi para pemain gagal Liga Inggris.

Reputasi AS Roma di pentas sepak bola Italia memang tergolong cukup besar. Gelar juara Serie A Italia yang diraih pada musim 2000/01, jadi salah satu bukti nyatanya.

Pemain-pemain hebat juga pernah menjalani karier gemilang bersama AS Roma. Setidaknya dalam era milenium, Giallorossi sempat memunyai bintang hebat, seperti Gabriel Batistuta, Vicenzo Montella, Daniele De Rossi, hingga sang pangeran, Francesco Totti.

Namun, pasca raihan trofi musim 2000/01, AS Roma hingga kini belum bisa mengulangsi prestasi serupa. AS Roma hanya kerap menjadi runner-up atau bersaing di papan atas saja.

Terlepas soal pencapaian klub, ada hal yang menarik dari kiprah AS Roma beberapa tahun terakhir. AS Roma ibarat menjadi tempat terindah bagi para pemain gagal Liga Inggris, untuk menjalani api penyucian.

Api penyucian merupakan istilah yang akrab dengan ajaran agama Katolik. Menurut buku Kamus Teologi terbitan tahun 1996 karya Gerald O'Collins dan Edward G. Farrugia, api penyucian merujuk kepada tempat bagi orang yang sudah meninggal dunia untuk mendapatkan pengampunan atas segala dosa-dosanya.

Kebetulan sekali, Roma lokasinya berdekatan dengan kota pusat agama Katolik, Vatikan. Jaraknya dari pusat kota Roma menuju Vatikan sekitar 5,5 kilometer.

AS Roma lantas beberapa kali telah sukses menjadi api penyucian bagi para pemain yang sudah dianggap 'mati', sekaligus penuh dosa karena gagal bersinar di Liga Inggris. Salah satu nama bahkan kini begitu terampuni dosa-dosanya, dan mencuat sebagai salah satu pemain terbaik dunia.

Edin Dzeko

© GETTY IMAGES
Edin Dzeko Copyright: GETTY IMAGESEdin Dzeko

Pertama, ada nama Edin Dzeko. Gagal bersaing dan menemukan sentuhan emasnya bersama klub Liga Inggris, Manchester City, Edin Dzeko akhirnya mendarat ke AS Roma pada 12 Agustus 2015.

Kedatangan Dzeko awalnya hanya berstatus pinjaman saja. Maklum, kala itu Dzeko ketajamannya dianggap sudah melempem, dan AS Roma tak mau mengambil resiko.

Musim perdana sebagai pemain pinjaman, Dzeko total mencetak 10 gol dari 39 penampilan untuk AS Roma. Tidak terlalu mengesankan, tapi pelatih AS Roma kala itu, Rudi Garcia, melihat sesuatu yang berbeda dari kemampuan Dzeko.

Rudi Gracia musim depannya langsung mempermanenkan status Dzeko. Manajemen AS Roma menuruti Rudi Gracia, menebus Dzeko dari Manchester City dengan mahar 11 juta euro.

Intuisi yang tepat dari Rudi Gracia, musim kedua berkostum AS Roma, Dzeko tampil sungguh tajam berkat koleksi 39 gol dan 14 assists dari 51 penampilan berbagai ajang.

Musim 2017/18, Dzeko mampu menjaga konsistensi ketajamannya. 16 gol dari 36 penampilan di Serie A Italia, berhasil dipersembahkan Dzeko untuk AS Roma.

Bahkan Dzeko berhasil mengantarkan AS Roma menembus semifinal Liga Champions. Dzeko turut tampil garang di pentas Liga Champions 2017/18, lewat koleksi 8 gol dari 12 laga.

Musim 2018/19 Dzeko mulai seret gol, tapi dirinya tetap mendapat kepercayaan menjadi penyerang utama AS Roma. Hingga akhirnya musim 2019/20 Dzeko bangkit lagi dengan mengemas 15 gol dari 32 penampilan berbagai ajang.

Dzeko yang dahulu dianggap pendosa besar, gagal bersinar bersama Manchester City, berhasil kembali ke jalan yang benar setelah menjalani api penyucian di AS Roma.


Mohamed Salah

© INDOSPORT
Mohamed Salah saat masih membela Chelsea. Copyright: INDOSPORTMohamed Salah saat masih membela Chelsea.

Mohamed Salah datang ke Liga Inggris pada musim dingin 2014/15. Nama Salah kala itu menjadi pusat perbincangan karena langsung diboyong klub raksasa sekelas Chelsea, dari tim Liga Swiss, FC Basel.

Sayangnya, permainan Salah tak bisa berkembang di Chelsea. Bahkan pada Februari 2015, Salah harus rela terdepak dan dipinjamkan ke Fiorentina selama setengah musim.

Masa peminjaman di Fiorentina berakhir, Salah kembali ke Chelsea. Bukannya diandalkan, Salah lagi-lagi dipinjamkan ke klub Serie A Italia lainnya, AS Roma, pada 6 Agustus 2015.

Titik inilah yang memulai segala cerita Salah di AS Roma. Musim pertama berkostum Ibu Kota Serigala, Salah langsung tampil gemilang dengan koleksi 14 gol dari 34 laga di Serie A Italia.

Musim berikutnya, AS Roma pun langsung menyodorkan 15 juta euro kepada Chelsea untuk mempermanenkan status Salah. Tawaran diterima, dan Salah resmi seutuhnya milik AS Roma sejak musim 2016/17.

Musim kedua berkostum AS Roma, Salah makin tak canggung beraksi mengacak-acak pertahanan lawan. 31 laga Serie A Italia 2016/17, dilalui Salah dengan koleksi 15 gol dan 13 assists.

Salah seperti sudah melupakan dosa masa lalunya yang gagal bersama Chelsea. AS Roma membantu memurnikan bakat Salah, hingga akhirnya sang winger Mesir diboyong Liverpool pada bursa transfer musim panas 2017/18.

Musim debut bersama Liverpool, Salah tampil luar biasa dengan koleksi 44 gol dalam berbagai ajang. Kesuksesan berlanjut pada musim kedua, Salah meraih titel Liga Champions bersama Liverpool.

Sampai akhirnya musim 2019/20, Salah mengantarkan Liverpool ke puncak klasemen Liga Inggris. Salah berpeluang besar memutus puasa gelar Liga Inggris yang dialami Liverpool selama kurang lebih 30 tahun, namun kepastiannya harus tertunda sementara akibat adanya wabah virus corona.


Chris Smalling

© INDOSPORT
Glenn Murray dan Chris Smalling. Copyright: INDOSPORTChris Smalling.

Banyak pihak berpendapat, Chris Smalling kualitasnya kurang layak untuk menjadi bek tengah andalan yang mengawal lini belakang Manchester United. Meski masih sering mendapatkan menit bermain reguler, Chris Smalling tetap tak lepas dari badai kritikan pedas.

Sampai akhirnya pada musim 2019/20, manajemen Manchester United memutuskan melepas Smalling ke AS Roma dengan status pinjaman. Tanda-tanda bahwa dosa Smalling sudah tak mungkin diampuni Manchester United.

Sial bagi Manchester United, Smalling ternyata bisa menemukan sentuhan terbaiknya setelah berseragam AS Roma. Bahkan pelatih AS Roma, Paulo Fonseca, kabarnya sangat berniat untuk mempermanenkan status Smalling pada bursa transfer musim panas nanti.

Smaliing sepanjang Serie A Italia 2019/20, telah tampil sebanyak 21 kali. Hasilnya, Smalling mampu membukukan 2 gol dan diberi rating tinggi oleh situs Whoscored, 7,11.

Begitulah kurang lebih kisah AS Roma yang terus menjadi api penyucian para pemain gagal Liga Inggris. Dzeko, Salah, dan Smalling telah begitu merasakan berkahnya, siapa selanjutnya yang bakal diselamatkan AS Roma?