Bola Internasional

Nicolas Anelka, Kisah Seorang Journeyman Sejati

Senin, 13 April 2020 05:59 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Rafif Rahedian
© GettyImages
Nicolas Anelka adalah satu dari banyak pemain yang mampu tampil konsisten di sepanjang 19 tahun karir profesionalnya di 12 klub yang dibelanya. Copyright: © GettyImages
Nicolas Anelka adalah satu dari banyak pemain yang mampu tampil konsisten di sepanjang 19 tahun karir profesionalnya di 12 klub yang dibelanya.

INDOSPORT.COM - Term Journeyman dewasa ini telah mengalami peyorasi. Padanan kata ini seringkali dipakai untuk mendeskripsikan seorang pemain yang gemar berpindah klub dan bermain di kasta rendah.

Sejatinya istilah tersebut hanya pantas disandang oleh pemain yang mampu menghadirkan perbedaan bagi klub yang dibelanya, meskipun keberadaannya di klub tersebut tidak berlangsung lama.

Perbedaan yang dimaksud adalah kehadirannya mampu menjadi solusi atas tumpulnya lini depan, atau menjadi batu karang yang bertugas mengamankan lini belakang agar tidak tembus kala digempur lawan.

Ada beberapa pesepakbola yang semasa aktif berkarier layak diganjar dengan gelar ini. Dilansir dari Transfermarkt, nama-nama seperti Jari Litmanen, Peter Crouch, Rivaldo, Cristian Vieri, dan Nicolas Anelka adalah deretan pesepakbola top yang gemar berpindah klub dan beberapa kali berhasil sukses bersama klub yang dibelanya.

Tetapi dari nama-nama tersebut mungkin hanya Anelka yang mampu tampil konsisten sepanjang 19 tahun karier profesionalnya bersama 12 klub berbeda.

Mengawali karier di PSG, Anelka adalah pemain muda Prancis penuh potensi. Meskipun hanya tampil sebanyak 10 kali dan tercatat hanya mencetak 1 gol, tetapi hal itu sudah cukup membuat Arsenal berani memboyongnya.

Bersama The Gunners, Anelka muda berkembang menjadi salah satu fenomena. Tampil sebanyak 65 kali, dirinya berhasil mencetak 23 gol yang kemudian membuat Real Madrid kepincut membawanya ke Santiago Bernabeu.

Semusim di Madrid, dirinya berhasil membawa Los Blancos menjadi kampiun Liga Champions setelah mengalahkan Valencia 3-0 di final. Kesuksesan tersebut nyatanya tidak membuat dirinya paten di Santiago Bernabeu.

PSG membawanya pulang dan memberinya kontrak selama 6 tahun, walaupun kita semua tahu kontrak Anelka juga tidak bertahan selama itu di sana.

Semusim di Parc des Princes dan tampil sebanyak 39 kali, Anelka berhasil mencetak 10 gol sebelum dirinya dipinjamkan ke Liverpool yang saat itu dilatih oleh Gerard Houlier.

Meskipun tampil apik dan berhasil menciptakan beberapa gol kunci, The Reds tidak memberinya status permanen dan lebih memilih memulangkannya ke PSG.

Selanjutnya Anelka hengkang ke Manchester City. Mungkin ini adalah puncak kariernya. Tampil sebanyak 89 kali, ia berhasil mencetak 37 gol. Termasuk gol yang membuat catatan tak terkalahkan Chelsea era Jose Mourinho berhenti.

Penyerang dengan julukan ‘Le Sulk’ ini kemudian memutuskan untuk menjajal peruntungan di Fenerbahce. Hanya semusim di sana, dirinya memutuskan untuk kembali ke Liga Inggris dan bermain bersama Bolton Wanderers.

Puncak karier keduanya datang ketika Chelsea memutuskan untuk memboyongnya ke Stamford Bridge. Tampil sebanyak 125 kali selama 2008-2012, Anelka tercatat mencetak 38 gol. Di era ini pula dirinya berhasil tampil brilian bersama Timnas Prancis.

Masih di era tersebut, kelakuan Anelka makin menjadi-jadi. Hal tersebut yang kemungkinan besar menjadi latar belakang kenapa dirinya tidak bisa bertahan hanya di satu klub saja meskipun penampilannya bisa dibilang moncer di sana.

Selanjutnya, dirinya memutuskan untuk menjajal Liga China bersama Shanghai Shenhua sebelum kembali ke Liga Inggris untuk bermain bersama West Bromwich Albion setelah sempat sebentar mampir di Juventus.

Berusia 35 tahun di West Brom, Anelka sadar dirinya telah memasuki senja karier. Cukup setahun dan selagi dirinya mampu, pemain kelahiran Le Chesnay ini kemudian melanjutkan petualangannya ke Mumbai City FC.

Mumbai City berhasil menjadi titik akhir penjelajah sejati asal Prancis ini. Mampu tampil konsisten bersama 12 klub dan 7 negara yang berbeda, membuktikan jika dirinya adalah sosok langka di dunia sepakbola saat ini.