Liga Inggris

Pascal Struijk, Jelmaan Virgil van Dijk yang Berdarah Indonesia

Kamis, 7 Mei 2020 10:18 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Alex Dodd - CameraSport/Getty Images
Pascal Struijk kerap dijuluki sebagai jelmaan bek Liverpool, Virgil van Dijk, dan diketahui juga punya garis keturunan Indonesia. Copyright: © Alex Dodd - CameraSport/Getty Images
Pascal Struijk kerap dijuluki sebagai jelmaan bek Liverpool, Virgil van Dijk, dan diketahui juga punya garis keturunan Indonesia.

INDOSPORT.COM - Pascal Struijk, bek muda Leeds United ini kerap dijuluki sebagai jelmaan bek klub Liga Inggris Liverpool, Virgil van Dijk. Selain itu, dirinya juga diketahui punya garis keturunan Indonesia.

Pemain dengan nama lengkap Pascal Augustus Struijk ini lahir pada 11 Agustus 1999 di wilayah Deurne, Antwerp, Belgia dan berposisi sebagai bek tengah.

Kepiawaian Struijk dalam mengolah si kulit bundar sudah sejak kecil terlihat. Terlebih keluarganya juga sangat menggemari dunia sepak bola.

Meski lahir di Belgia, tetapi awal kiprah Struijk dimulai ketika masuk ke akademi klub Eredivisie Belanda ADO Den Haag pada 2014 silam.

Selama dua musim menjadi palang pintu ADO Den Haag, Struijk mampu menunjukan performa yang apik. Total ada enam gol dan satu assist dibuatnya.

Pasca promosi dari U-17 ke U-19, ternyata rival ADO Den Haag, yakni Ajax Amsterdam turut kepincut akan performa menawan Struijk sebagai aset masa depan.

Hingga Ajax Amsterdam sukses merekrut Struijk sejak 1 Juli 2016 silam. Struijk pun masuk ke Ajax U-19 dan menjadi rekan Justin Kluivert.

Semusim membela Ajax U-19, Struijk turut menyumbang satu gelar penting, yakni Eredivisie U-19. Ajax U-19 duduk di posisi puncak dengan mengumpulkan 37 poin.

Bersama Ajax U-19, Struijk membukukan dua gol dan satu assist di semua kompetisi yang diikutinya kala itu sesuai data Transfermarkt.

Pada 7 Februari 2016, Struijk dipanggil untuk membela Belanda U-17 di bawah pelatih Kees van Wonderen ketika melawan Portugal U-17 dalam laga persahabatan.

© Alex Dodd - CameraSport/Getty Images
Pemain klub Divisi Championship Leeds United U-23 Pascal Struijk. Copyright: Alex Dodd - CameraSport/Getty ImagesPemain klub Divisi Championship Leeds United U-23 Pascal Struijk.

Para Mei 2016, Struijk turut masuk dalam daftar pemain Belanda U-17 yang berlaga di Liga Eropa U-17. Bahkan dua kali tampil (melawan Spanyol U-17 dan Swedia U-17).

Sampai pada bursa transfer musim dingin 2017-18, Struijk menerima pinangan dari klub Divisi Championship Leeds United dan diganjar tiga tahun.

Struijk pun ditempatkan di Leeds United U-23 terlebih dahulu bersama eks Real Madrid U-19 Ousama Siddiki agar dirinya bisa beradaptasi.

Gaya permainan Struijk nyatanya membuat kepala pelatih Leeds United Marcelo Bielsa melihat sebuah bakat yang masih bisa dipoles agar makin top.

Struijk pertama kali masuk daftar susunan pemain ketika Leeds United bersua Aston Villa, 13 Maret 2018. Meski begitu Struijk hanya duduk dibangku cadangan melihat tim yang dibelanya kalah 0-1.

Bek dengan postur tubuh 190 cm itu juga turut menyumbangkan satu gelar juara Professional Development League ketika Leeds United U-23 mengalahkan Birmingham City U-23 di laga final, 6 Mei 2019.

Hingga Struijk mendapat kesempatan menjalani debut perdana kala Leeds United mengalahkan Hull City dengan skor 2-0. Struijk tampil dari bangku cadangan.

"Dia memberikan segalanya dan tak meminta imbalan apapun," ujar Bielsa ke awak media pasca laga, 10 Desember 2019.

Pertandingan berikutnya, Struijk juga diturunkan Bielsa jelang akhir laga kala Leeds United imbang 3-3 dari Cardiff City, 14 Desember 2019 (pekan ke-22).

Usai debutnya itu, Struijk lima kali duduk di bangku cadangan skuat utama Leeds United hingga akhirnya kompetisi terhenti akibat virus corona (COVID-19).

Jelmaan Virgil van Dijk

© Marc Atkins/Getty Images
Virgil van Dijk saat mengangkat trofi Liga Champions 2018/19. Copyright: Marc Atkins/Getty ImagesPemain Liverpool Virgil van Dijk saat mengangkat trofi Liga Champions 2018/19.

Melihat penampilannya yang rupawan dalam memainkan bola di area pertahanan dan tangguh dalam menghalau serangan membuat Struijk dijuluki jelmaan Virgil van Dijk.

Van Dijk diketahui memiliki ketangguhan dalam aerial duels, passing, dan concentration. Sedangkan sedikit kelemanahnya ialah tackling.

Bahkan gaya bermain Virgil van Dijk ialah indirect set-piece threat dan does not drive into tackles berdasarkan data dari laman Whoscored.

Media-media setempat kerap menuliskan Struijk dengan sebutah 'Big Virg'. Hal tersebut coba dikonfirmasi langsung oleh pemain berusia 20 tahun itu.

"Soal daya bermain, saya sedikit mirip Virgil van Dijk. Saya juga tenang pada bola dan kuat berduel di udara," ujar Struijk dilansir Sport Magazine, Sabtu (02/05/20).

Meski begitu dirinya menyadari betul bahwa setiap bek tengah asal Belanda yang besar dan kuat bakal dibandingkan dengan Virgil van Dijk pada masa mendatang.

"Dia adalah panutan bagi saya. Tak perlu diragukan lagi bahwa dia adalah bek terbaik dunia saat ini. Akan lebih baik jika saya mengikuti jejaknya," sambung Struijk.

Punya Garis Keturunan Indonesia

© Pat Scaasi/MI News/Nur Photo via Getty Images
Pemain klub Divisi Championship Leeds United U-23 Pascal Struijk. Copyright: Pat Scaasi/MI News/Nur Photo via Getty ImagesPemain klub Divisi Championship Leeds United U-23 Pascal Struijk.

Meski kerap dijuluki jelmaan Virgil van Dijk tetapi ada fakta menarik yang bisa dicermati bersama akan kehidupan dari karier Struijk.

Media massa yang sama juga mempertanyakan garis keturunan Indonesia yang dimiliki oleh Struijk. Pemain Leeds United U-23 ini pun menjawabnya tanpa ragu.

"Darah Indonesia saya dari kakek dan nenek yang telah meninggalkan Hindia-Belanda ke Belanda. Jadi saya memiliki koneksi dengan Indonesia," papar Struijk seperti dilansir dari sportmagazine.

Kendati begitu Struijk mengaku tengah dihadapkan dengan dua pilihan untuk memilih negara mana yang akan dirinya bela di masa mendatang.

Pasalnya Struijk memiliki dua paspor, yakni Belanda dan Belgia. Terlebih Struijk belum tampil di kompetisi resmi bersama tim nasional dua negara tersebut.

"Saya nyaman main untuk Belanda. Saya juga kerap dipanggil ke tim U-17 ketika masih di Ajax. Namun jika mereka tak menginginkan saya di Belanda dan pelatih Belgia bersedia memberi kesempatan, saya pasti memilih Belgia," ujar Struijk.

Meski begitu Struijk mengakui kalau pilihannya masih tergantung pada perjalanan kariernya. Sebab dirinya ingin mencapai puncak tertinggi bersama sebuah negara di kancah sepak bola.