Liga Indonesia

3 Keuntungan Ajang Liga 2 Pisah dari PT LIB dan Buat Operator Sendiri

Sabtu, 6 Juni 2020 18:39 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT
Berikut ini diperkirakan ada 3 keuntungan ajang Liga 2 pisah dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan memilih buat operator sendiri. Copyright: © INDOSPORT
Berikut ini diperkirakan ada 3 keuntungan ajang Liga 2 pisah dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan memilih buat operator sendiri.
Daftar Keuntungan

1. Mandiri dan Profesional

Keuntungan pertama ialah mandiri dan profesional. Hal ini telah disampaikan oleh Gede Widiade dalam rapat virtual dengan para peserta Liga 2 dan PSSI.

Artinya Liga 2 tak perlu lagi menjadi anak bawang di pentas sepak bola nasional. Klub akan lebih mandiri secara perlahan dalam mengurus kompetisi.

Selain itu Liga 2 bisa dijalankan dengan profesional dalam hal apapun tentang peraturan, jadwal pertandingan, hingga hal-hal yang berkaitan.

2. Liga Bersponsor

© Liga-Indonesia.id
Logo Liga 2 Indonesia. Copyright: Liga-Indonesia.idLogo Liga 2 Indonesia.

Keuntungan berikutnya operator kompetisi bakal membuat Liga 2 memiliki sponsor sendiri. Sebab sejak 2017, Liga 2 belum pernah merasakan adanya sponsor.

PT LIB sampai saat ini kerap melontarkan pernyataan masih mencari sponsor. Namun ketika Liga 2 dimulai dan mencapai laga puncak, tetap tidak terealisasikan.

Eks Dirut PT LIB Cucu Somantri sempat berucap kalau operator masih berupaya dengan keras dalam mencari sponsor untuk Liga 2, khususnya musim 2020.

"Masalah sponsor masih kami cari, termasuk tayangannya. Makanya saya tawarkan ke ANTV juga," kata Cucu, 7 Maret 2020.

Akan tetapi hingga Liga 2 2020 berjalan pekan pertama, sponsor tak kunjung hadir. Maka dengan adanya operator sendiri, Liga 2 bisa lebih matang mencari sponsor.

3. Birokrasi Jelas

© pabidaian.blogspot/Wikipedia
Logo Liga 2 2020. Copyright: pabidaian.blogspot/WikipediaLogo Liga 2 2020.

Keuntungan terakhir ialah birokrasi yang sangat jelas antara peserta Liga 2 dengan operator jika terjadi sesuatu yang tak dinginkan ke depannya.

Sebab PT LIB sejauh ini sahamnya dimiliki peserta Liga 1 saja. Sehingga wakil Liga 2 kemungkinan kurang mendapat atensi penuh.

Bahkan menurut Gede Widiade kalau nantinya terlaksana, maka para peserta Liga 2 memiliki kekuatan hukum yang jelas dengan operator mandiri.

"Kalau terjadi apa-apa, PT LIB Wanprestasi, kami lah yang jadi masalah. Sekarang tidak ada keterkaitan hukum dengan PT LIB. Kami butuh waktu, kalau disetujui, kami bentuk badan usaha," jelas Gede.

Melihat sederet keuntungan ini tentunya bakal menarik bagaimana perkembangan Liga 2 ke depannya akan seperti apa.