Liga Indonesia

Eks Arema Ungkap Kisah Mencekam di Stadion Sriwedari saat Reformasi 98

Minggu, 14 Juni 2020 19:15 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Mantan pemain Arema Indonesia, Alexander Pulalo (kanan) menceritakan pengalaman tak terlupakan saat tahun 1998 atau kerap dikenal sebagai tahun reformasi. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Mantan pemain Arema Indonesia, Alexander Pulalo (kanan) menceritakan pengalaman tak terlupakan saat tahun 1998 atau kerap dikenal sebagai tahun reformasi.

INDOSPORT.COM - Mantan pemain Arema Indonesia, Alexander Pulalo menceritakan pengalaman tak terlupakan saat tahun 1998 atau kerap dikenal sebagai tahun reformasi. Ia mengatakan, sempat terkurung di Stadion Sriwedari, Solo hingga tengah malam.

Saat itu, Alex dan timnya, Pelita Jaya menjalani laga away melawan Arseto Solo dalam lanjutan Liga Indonesia 1997/98. Laga awalnya berjalan lancar dan dipenuhi ribuan suporter .

Namun, saat duel seru itu berlangsung, tiba-tiba penonton dari tribun sisi timur mesuk ke lapangan. Akibatnya, bentrokan pun tak bisa dihindarkan dan seluruh pemain serta official kedua tim mengamankan diri.

"Pengalaman kurang baik itu saat liga tahun 98, saat reformasi. Waktu itu saya main untuk Pelita Jaya dan kita lagi away di Solo," buka Alex.

"Saat itu di Sriwedari, kita tak bisa keluar stadion karena rusuh di luar dan banyak aksi lempar-lemparan dan sebagainya.  Sampai jam 12 malam, kita baru bisa keluar," imbuh pemain yang mengantarkan Arema Indonesia juara Piala Indonesia pada tahun 2005 dan 2006 itu.

Salah satu mantan pengurus Arseto Solo, Chaidir Ramli menjelaskan, pagi hari hingga waktu sebelum kick off, kondisi sekitar stadion berjalan seperti biasa. Namun beberapa saat sebelum laga, belasan ribu suporter memang berjubel memadati Stadion Sriwedari hingga lintasan lari.

Setelah panpel, manajemen dan keamanan berdiskusi, akhirnya pihak kepolisian menambah jumlah personel. Pertandingan dua tim besar itu akhirnya berlangsung, sebelum akhirnya bubar tanpa pemenang.

Alex mengatakan, kompetisi tahun 98 akhirnya benar-benar dihentikan per 25 Mei 1998 imbas kerusuhan massal. Menariknya, tuan rumah saat itu, Arseto Solo pun akhirnya ikut bubar.