In-depth

Penuh Lika-liku, Diari Andrea Pirlo Bersama Dua Raksasa Milan

Selasa, 4 Agustus 2020 17:45 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Getty Images
Pindah ke AC Milan, Andrea Pirlo jadi salah satu penyesalan Inter. Copyright: © Getty Images
Pindah ke AC Milan, Andrea Pirlo jadi salah satu penyesalan Inter.
Tuah Carlo Ancelotti dan Penyesalan Inter Milan

Kepindahan Andrea Pirlo ke AC Milan nampaknya akan jadi penyesalan seumur hidup sang rival abadi, Inter. Carlo Ancelotti pun seolah tampil sebagai ‘penerus’ Carlo Mazzone yang membawa Pirlo menjadi pemain kelas atas.

Hal ini pun juga diakui langsung oleh sang pemain yang tidak bisa melupakan jasa seorang Ancelotti dalam hidupnya. Apalagi, ia berada di bawah asuhan pelatih asal Italia tersebut selama delapan tahun lamanya.

“Dia mengubah karier saya dan menempatkan saya di depan pertahanan. Kami melalui banyak momen luar biasa, masa lalu kami begitu hebat,” ucap Pirlo dalam sebuah wawancara pada tahun 2015 lalu.

Perjalanan Pirlo bersama AC Milan pun berbuah manis dengan raihan banyak trofi seperti dua kali scudetto Serie A Liga Italia, satu Coppa Italia dan Supercoppa Italiana, dua Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan satu Piala Dunia Antarklub.

Jika ditulis di selembar kertas, pencapaian-pencapaian tersebut tentu akan membuat Inter minder karena namanya tak ada dalam daftar trofi yang diraih Pirlo. Bahkan, mantan presiden Nerazzurri, Massimo Moratti, juga mengaku menyesal telah melepas permatanya yang pada saat itu belum terasah.

“Penyesalan terbesar saya sebagai presiden Inter adalah menjual Pirlo ke Milan. Melepasnya adalah keputusan saya dan itu adalah sebuah kesalahan besar,” ucap Moratti.

Meski berjaya dan punya banyak kenangan manis bersama AC Milan, bukan berarti jalan Andrea Pirlo di sana seperti aspal mulus tanpa lubang. Salah satu mimpi buruknya saat berseragam Rossoneri mungkin final Liga Champions 2005 di Istanbul.

Bekerja sama dengan Paolo Maldini, Pirlo sukses membantu timnya unggul atas Liverpool di babak pertama hingga mereka memimpin tiga angka saat turun minum. Namun keadaaan berubah drastis setelah skor disamakan The Reds menjadi 3-3.

Nasib sial masih menghantui Pirlo setelah babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Sebagai salah satu eksekutor, ia gagal menjebol gawang Jerzy Dudek dan akhirnya Rossoneri harus puas menjadi runner-up.

Kebersamaan Andrea Pirlo di AC Milan bertahan sampai satu dekade, jelas bukan waktu yang sebentar, apalagi jika dibandingkan masa baktinya di Inter yang hanya 3 tahun, itu pun sebagian besar diisi dengan masa peminjaman ke Reggina dan Brescia.

Setelah mencukupkan kariernya di kubu Rossoneri, Pirlo kemudian sempat membuat gempar penikmat sepak bola dengan hijrah ke rival Serie A Liga Italia lainnya, Juventus.

Meski berhasil memborong empat gelar Serie A Liga Italia bersama Si Nyonya Tua, momen, pengalaman, dan kenangan di AC Milan akan tetap jadi catatan penting di perjalanan karier Andrea Pirlo, bahkan ketika kini ia menjadi pelatih Juventus U-23.

Namun pria yang kini berusia 41 tahun tersebut baru-baru ini membuat fans Rossoneri terkejut dengan ucapannya. Pasalnya, ia mengaku sudah tidak mengenal banyak orang lagi di AC Milan kecuali Paolo Maldini. Sungguh suatu yang amat disayangkan pastinya.