In-depth

Sejarah Pertandingan Inaugurasi Stadion Kebanggaan Duo Milano 94 Tahun Silam

Sabtu, 19 September 2020 07:25 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Maglia Rossonera
Pertandingan inaugurasi Stadion San Siro antara dua klub penghuni Kota Milano, AC Milan vs Inter Milan, 19 September 1926. Copyright: © Maglia Rossonera
Pertandingan inaugurasi Stadion San Siro antara dua klub penghuni Kota Milano, AC Milan vs Inter Milan, 19 September 1926.

INDOSPORT.COM - Megah dan sakral. Kedua kata ini mewakili stadion kebanggaan Kota Milano yang notabene markas duo raksasa Serie A Italia, AC Milan dan Inter Milan, San Siro atau juga dikenal dengan nama lain, Giuseppe Meazza. 

San Siro termasuk salah satu stadion terbesar di Italia selain Olimpico (AS Roma/Lazio), J-Allianz (Juventus), San Nicola (Bari), dan San Paolo (Napoli). Venue ini bahkan paling tua karena telah berdiri selama hampir 100 tahun sejak 1926.

Citra megah dan sakral yang identik dengan San Siro sekarang ini sesuai harapan sang pencetus, Piero Pirelli, seorang pengusaha sukses dan pendiri perusahaan manufaktur otomotif sekaligus presiden AC Milan periode 1909-1928.

Pembangunan dimulai pada 1925. Pekerjaan yang kabarnya melibatkan 120 tenaga kerja dan menghabiskan satu juta kilogram semen plus 3.500 kubik pasir ini rampung sekitar setahun kemudian.

Hari peresmian yang sudah dinantikan oleh warga Milan akhirnya tiba pada Minggu, 19 September 1926. Momen bersejarah tersebut ditandai dengan sebuah pertandingan inaugurasi antara dua klub penghuni Kota Milano, AC Milan dan Ambrosiana-Inter (sekarang Inter Milan).

Stadion yang saat itu masih berkapasitas 35.000 tempat duduk tampak penuh sesak berdasarkan laporan dari media-media lokal seperti La Gazzetta dello Sport, La Stampa, dan Corriere della Serra.  

Kesediaan penonton menyaksikan inaugurasi Stadion San Siro tak sia-sia lantaran mereka dihibur oleh pertandingan menarik yang menghasilkan sembilan gol, masing-masing tiga untuk Milan dan enam buat Inter Milan.

Sungguh peresmian yang monumental bagi San Siro. Tak berlebihan karena tahun-tahun berikutnya stadion ini berulang kali menjadi saksi bisu sejarah, termasuk partai pembukaan Piala Dunia 1990 antara Argentina versus Kamerun.

Dunia mengenang laga itu sebagai tonggak kebangkitan sepak bola Afrika. Argentina selaku jawara bertahan Piala Dunia yang juga masih diperkuat oleh salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Diego Maradona, harus bertekuk lutut di hadapan Kamerun (0-1).   

Sejarah mencatat Stadion San Siro mengalami beberapa kali perombakan sejak pertama kali direnovasi pada 1935. Kapasitas penonton bertambah secara perlahan mulai dari 35.000 (1926-1955), 55.000 (1955-1990), hingga terakhir 85.700 (1990-sekarang).

Renovasi termahal dilakukan menjelang Piala Dunia 1990. Dana awal yang disediakan adalah 30 juta dolar (sekitar Rp60 miliar kala itu), tapi belakangan membengkak dua kali lipat menjadi lebih dari 60 juta dolar AS (sekitar Rp120 miliar).

Susunan Pemain

AC Milan (3-4-3): Carmignato; Barzan, Schienoni, Pomi (Marchi 46'); De Franceschini, Hajos, Savelli, Ballarin (Radice 46'); Santagostino, Ostromann II, Pasqualetto
Cadangan: Rossoni, Bolzoni, Gray, Gajani, Cevenini, Lazzaroni, Sacchi
Pelatih: Burgess (Ing)

Inter Milan (3-3-4): Zamberletti; Bellini, Gianfardoni, Pietroboni; Giustacchini, Agradi, Castellazzi; Conti, Cevenini III, Bernardini, Powolny
Cadangan: Degani, Motta, Rivolta, Aliatis, Pedrazzini
Pelatih: Weisz (Hun)

Stadion: San Siro (35.000)
Gol: Santagostino 11', Savelli 78', Ostromann II 89'/Powolny 15', Bernardini 24’, Cevenini III 35’, Castellazzi 36', 56’, Conti 62’ 
Wasit: Turbiani
Kartu Kuning: -
Kartu Merah: -