In-depth

Belajar dari Doktrin Lippi dan 10 Perintah Sacchi

Selasa, 13 Oktober 2020 14:18 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Getty Images
Tiap-tiap pelatih memiliki caranya tersendiri dalam membangun sebuah tim yang kuat, dan Arrigo Sacchi serta Marcelo Lippi memiliki rahasia yang patut ditiru. Copyright: © Getty Images
Tiap-tiap pelatih memiliki caranya tersendiri dalam membangun sebuah tim yang kuat, dan Arrigo Sacchi serta Marcelo Lippi memiliki rahasia yang patut ditiru.

INDOSPORT.COM - Tiap-tiap pelatih memiliki caranya tersendiri dalam membangun sebuah tim yang kuat, dan Arrigo Sacchi serta Marcelo Lippi memiliki rahasia yang patut ditiru.

Dalam olahraga sepak bola, sosok pelatih memiliki peranan yang sangat penting. Pelatih ada sebagai perancang formasi, taktik, atau pun strategi dalam permainan timnya.  

Tak cuma itu, pelatih juga memainkan peranan di ruang ganti dalam memotivasi pemain dan menyatukan skuad. Tak jarang hubungan yang buruk antara pelatih dan pemain berujung pada terganggunya performa tim.

Tiap-tiap pelatih memiliki caranya tersendiri dalam membangun sebuah tim yang kuat dan bisa meraih gelar juara. Di masa silam, khususnya di sepak bola Italia, terdapat dua pelatih legendaris yang memiliki prinsip dan doktrin yang sangat kuat.

Kedua pelatih itu adalah Marcelo lippi dan Arrigo Sacchi. Dua nama ini tercatat dalam tinta emas sepak bola Italia karena membawa kesuksesan pada timnya masing-masing.

Arrigo Sacchi dengan AC Milan-nya, sementara Marcelo Lippi dengan Juventus-nya. Sacchi juga pernah membawa Timnas Italia ke final Piala Dunia 1994, sementara Marcelo Lippi lebih mujur lagi dengan membawa trofi Piala Dunia 2006.

Kembali lagi ke soal doktrin dan aturan, Arrigo Sacchi misalnya, ia memiliki 10 hukum yang harus dipatuhi para pemainnya. Kerap kali 10 hukum ini diplesetkan menjadi 'The Ten Football Commandments'.

Perjalanan keliling Eropa mulai dari Prancis, Jerman, Belanda, sampai Swiss yang dijalani Sacchi bersama ayahnya yang seorang pebisnis sepatu merevolusi pemikirannya untuk merubah mental bermain tim sepak bola Italia. Menurutnya, bertahan adalah mental akibat malas.

Dalam 10 komandonya itu, Arrigo Sacchi menitikberatkan pada permainan sepak bola indah dan untuk menang. Artinya, dalam mencapai kesuksesan besar, sebuah tim harus bermain indah, bukan sekadar pragmatis.

Hal itu ia buktikan di tim AC Milan era 80-an akhir dan awal 90-an di mana ia membawa AC Milan berjaya sebagai The Dream Team dengan menjuarai Liga Champions dua kali beruntun serta gelar scudetto.

Di bawah Sacchi, Milan disulap menjadi tim yang menyerang dan menghibur yang belum pernah ada di Italia sebelumnya. Sacchi ingin agar 11 pemain di lapangan selalu terlibat dalam tiap momen pertandingan. Sacchi pun tak takut memakai garis pertahanan yang tinggi demi menekan wilayah lawan.