In-depth

Romano Matte, Guru Massimiliano Allegri yang Terlupakan di Timnas Indonesia

Jumat, 20 November 2020 20:23 WIB
Editor: Isman Fadil
© sampdoria.it
Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Romano Matte, yang pernah memoles bakat Massimiliano Allegri. Copyright: © sampdoria.it
Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Romano Matte, yang pernah memoles bakat Massimiliano Allegri.

INDOSPORT.COM - Mungkin masih terdengar asing bagi pencinta sepak bola Tanah Air mendengar nama Romano Matte yang pernah menjadi pelatih Timnas Indonesia era 90-an

Pelatih asal Italia, Romano Matte, didatangkan PSSI pada tahun 1993 dengan misi membawa Indonesia tampil pada ajang Piala Dunia U-20 di Qatar serta Olimpiade 1996 di Atalanta.

Seperti yang ditulis dalam blog Arief Natakusumah, PSSI membayar Matte sekitar 100 ribu dollar AS atau jika dikonversikan ke rupiah saat itu mencapai Rp17 juta per bulan. Tentu harga yang cukup murah untuk seorang pelatih dengan tugas yang besar.

Tugas pertama Romano Matte cukup berat, yakni membawa Timnas Indonesia berprestasi di Piala Asia U-19 1994. Maklum, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah ajang tersebut.

Sebagai langkah persiapan, PSSI pun mengumpulkan sejumlah pemain muda yang memiliki potensi dari seluruh penjuru Nusantara dikumpulkan di Jakarta. Selanjutnya, mereka diterbangkan ke Italia untuk berkompetisi di Primavera. Program ini disebut PSSI Primavera.

Matte juga sosok yang mendampingi Indonesia Primavera di Italia. Sebelumnya, pelatih yang memiliki suara keras ini merupakan Direktur Teknik Sampdoria.

Terdapat beberapa pemain muda Indonesia berbakat yang diboyong ke Italia, seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, dan Kurnia Sandi.

Proyek PSSI Primavera ini bekerja sama dengan Sampdoria ketika dipimpin pengusaha minyak ternama Italia pada masa tersebut, Paolo Mantovani.

"Mantovani  memiliki ide brilian. Dia memiliki rekan pengusaha minyak di Indonesia yang juga pengurus PSSI. Saat itu dia mengatakan ingin mengirim tim ke Italia dan Mantovani membantunya. Mantovani menunjuk saya sebagai penanggung jawab," kata Matte, seperti dikutip dari Sampnews24.

Sayangnya setelah berbulan-bulan ditempa di Italia, Timnas Indonesia U-19 tidak memenuhi target di Piala Asia U-19 1994. Skuat asuhan Romano Matte hanya mampu berada di peringkat ketiga Grup A dan gagal menembus semifinal.

Lalu pada Kualifiasi Olimpiade 1996, Indonesia juga tersingkir di putaran I usai dikalahkan Korea Selatan dengan skor 1-2 dan 0-1 dalam laga home and away. Meski sempat mengalahkan Hong Kong dalam dua pertemuan, Indonesia tetap gagal melaju ke putaran II.

Gagal di Piala Asia U-19 dan Kualifikasi Olimpiade 1996, Matte kemudian menahkodai Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 1995. Berbagai persiapan pun dilakukan seperti melakukan pertandingan uji coba di dalam mapun luar negeri, termasuk saat kalah dari China di Beijing dengan skor 2-3.

Namun kegagalan di Piala Asia U-19 berlanjut hingga SEA Games 1995. Tergabung di Grup A bersama Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, Timnas Indonesia yang diisi jebolan Primavera justru gagal lolos dari babak grup setelah hanya meraih dua kemenangan dan sisanya kalah.

Setelah gagal di 3 kompetisi bergengsi, PSSI menyudahi kontrak Romano Matte dan menggantikannya dengan Danurwindo.

Pelatih Berpengalaman di Italia dan Guru bagi Massimiliano Allegri 

Meski tidak bisa menorehkan tinta emas bersama Timnas Indonesia, Romano Matte merupakan pelatih yang kenyang pengalaman di Italia.

Beberapa klub Italia pun pernah memakai jasa pelatih yang kini berusia 81 tahun tersebut.Sebut saja Livorno, Siena, dan Benevento.

Bahkan mantan pelatih Juventus dan AC Milan, Massimiliano Allegri pernah menjadi pemain andalan Romano Matte saat masih di Livorno pada musim 1987/1988.

Setelah berkarier bersama Timnas Indonesia, Romano Matte sempat dipinang Mali pada musim panas 2000 hingga memutuskan berhenti pada tahun 2001.