In-depth

Edin Dzeko, Buangan Manchester City yang Menjelma Jadi Pemimpin AS Roma

Senin, 14 Desember 2020 14:25 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Giuseppe Maffia/NurPhoto via Getty Images
Cetak 1 gol saat melawan Bologna membuat Edin Dzeko masuk 3 besar top skor sepanjang masa AS Roma. Padahal, sang kapten dulu dibuang oleh Manchester City. Copyright: © Giuseppe Maffia/NurPhoto via Getty Images
Cetak 1 gol saat melawan Bologna membuat Edin Dzeko masuk 3 besar top skor sepanjang masa AS Roma. Padahal, sang kapten dulu dibuang oleh Manchester City.

INDOSPORT.COM – Cetak 1 gol saat melawan Bologna membuat Edin Dzeko masuk 3 besar top skor sepanjang masa AS Roma. Padahal, sang kapten dulu dibuang oleh Manchester City.

Usai kalah 1-3 dari CSKA Sofia di matchday terakhir fase grup Liga Europa tengah pekan lalu meski tetap lolos ke 32 besar, AS Roma akhirnya kembali ke jalur kemenangan. Bertandang ke markas Bologna di lanjutan Serie A Italia, Giallorossi sukses meraih kemenangan telak 5-1.

Di luar gol pertama yang terjadi lewat bunuh diri pemain Bologna, Andrea Poli, empat gol AS Roma lainnya dibagi rata oleh Edin Dzeko, Lorenzo Pellegrini, Jordan Veretout, dan Henrikh Mkhitaryan.

Hasil ini membuat AS Roma berada di peringkat 6 klasemen sementara Serie A Italia dengan 21 poin, tertinggal satu poin dari Sassuolo di peringkat 5. Selain itu, hasil ini juga mengakhiri rangkaian buruk I Lupi di Serie A Italia, setelah sebelumnya dibantai Napoli dan diimbangi Sassuolo.

Di sisi lain, torehan satu gol di laga melawan Cagliari ini juga menghadirkan catatan istimewa bagi kapten AS Roma, Edin Dzeko. Pasalnya, tambahan satu gol ini membuat eks bintang Manchester City itu kini telah mencetak 111 gol dari 234 pertandingan di semua kompetisi untuk I Lupi.

Hebatnya lagi, dengan jumlah itu sang penyerang kini berada di peringkat 3 pencetak gol terbanyak sepanjang masa AS Roma menyamai torehan Amedeo Amadei. Sementara itu, peringkat 1 dan 2 masih dipegang Francesco Totti (307) dan Roberto Pruzzo (138).

Catatan ini tentunya terbilang mengesankan. Pasalnya, di musim terakhirnya pada 2014/2015 bersama Manchester City, Dzeko dianggap sudah habis karena hanya mencetak 6 gol dari 39 laga di semua kompetisi, dan kalah bersaing dengan Sergio Aguero.

Ia pun kemudian dipinjamkan Manchester City ke AS Roma pada Agustus 2015. Minim gol di musim terakhir bersama Manchester City dan usia yang sudah mencapai 29 tahun membuat Dzeko diragukan bakal berperan penting untuk AS Roma.

Namun, performanya sedikit membaik dengan mencetak 10 gol sepanjang musim, dan ia pun dipermanenkan.

Dzeko pun kemudian meledak di musim kedua dengan koleksi 39 gol dari 51 laga di semua kompetisi. Hingga musim lalu, bintang asal Bosnia ini masih terus menjaga ketajaman. Catatan 10 gol di musim pertamanya bahkan menjadi catatannya yang paling sedikit dalam satu musim bagi Giallorossi.

Peran penting Dzeko bahkan bertambah sejak pertengahan musim lalu seiring kepergian Alessandro Florenzi ke Valencia, dengan diangkat menjadi kapten tim.

Status pemimpin itu dipertahankannya musim ini karena Florenzi lagi-lagi dipinjamkan ke Paris Saint-Germain. Penunjukkannya sebagai kapten terbilang istimewa, mengingat statusnya sebagai pemain non Italia.

Pasalnya, tiga kapten AS Roma sebelum Dzeko bukan hanya pemain asli Italia, tapi juga asli Roma, yakni Francesco Totti, Daniele de Rossi, dan Florenzi. Pemain non Italia terakhir yang mengapteni AS Roma sebelum Totti adalah bek tengah asal Brasil, Aldair.

Kini, dengan usia yang sudah mencapai 34 tahun, Dzeko terus membuktikan kepantasannya sebagai kapten dan pemimpin AS Roma. Sempat absen beberapa laga karena positif virus Corona, ia mulai kembali tajam dengan mencetak 2 gol di 3 laga terakhirnya.

Keberadaan dirinya di posisi ujung tombak pun membuat AS Roma memiliki sejumlah variasi serangan, mengingat mereka memiliki pemain sayap yang tajam musim ini dalam diri Henrikh Mkhitaryan dan Pedro Rodriguez.

Bukan tidak mungkin, di bawah kepemimpinan Edin Dzeko, AS Roma bisa meraih prestasi lebih baik musim ini, setelah musim lalu hanya finis di peringkat 5 Serie A Italia dan gugur di 16 besar Liga Europa.