In-depth

Pierluigi Collina, Wasit Terbaik Sepanjang Sejarah yang Pensiun Karena Sponsor AC Milan

Jumat, 18 Desember 2020 13:25 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© NICO CASAMASSIMA/AFP/Getty Images
Pierluigi Collina terpilih sebagai wasit terbaik terbaik sepanjang sejarah. Tak banyak yang tahu, ia dulu terpaksa pensiun karena tersandung sponsor AC Milan. Copyright: © NICO CASAMASSIMA/AFP/Getty Images
Pierluigi Collina terpilih sebagai wasit terbaik terbaik sepanjang sejarah. Tak banyak yang tahu, ia dulu terpaksa pensiun karena tersandung sponsor AC Milan.

INDOSPORT.COMPierluigi Collina terpilih sebagai wasit terbaik terbaik sepanjang sejarah. Tak banyak yang tahu, ia dulu terpaksa pensiun karena tersandung sponsor AC Milan.

Lama tak terdengar kabarnya, mantan wasit asal Italia, Pierluigi Collina, mendapatkan prestasi luar biasa. Oleh majalah France Football, pria berkepala plontos ini resmi dinobatkan sebagai wasit terbaik sepanjang sejarah di dunia sepak bola.

Dalam penghargaan yang digelar Rabu (16/12/20) waktu setempat itu, wasit legendaris ini menyisihkan sembilan kandidat lainnya.

"Ketika berbicara tentang wasit, namanyalah yang muncul pertama di benak kami. Sejak debutnya pada tahun 1977 hingga pensiun TAHUN 2005, Collina menulis sejarah di dunia sepak bola," ungkap majalah France Football melalui editorial mereka seperti dilansir Football Italia.

Sepanjang kariernya sebagai wasit profesional, Collina memang dikenal sebagai wasit yang tegas dan bahkan galak. Kepala plontosnya menjadi ciri khas, ditambah dengan pelototan matanya saat sedang berargumen dengan pemain yang mempertanyakan keputusannya.

Sarjana Ekonomi yang kini berumur 60 tahun ini sejatinya sempat menjadi pemain sepak bola untuk tim lokal Bologna semasa remaja. Namun, pada tahun 1977 ketika berusia usia 17 tahun Collina mendaftar ke dalam sebuah kursus wasit.

Tahun 1988, Pierluigi Collina mulai bertugas di tingkat nasional, tepatnya di Serie C2 dan Serie C1. Ketegasannya membuat ia mendapatkan promosi ke Serie B dan Serie A Italia hanya dalam waktu 3 tahun.

Kariernya di tingkat internasional dimulai pada tahun 1995 ketika ia masuk daftar wasit FIFA setelah memimpin 43 pertandingan di Serie A Italia. Setahun kemudian, ia bertugas di Olimpiade 1996 termasuk di partai final antara Nigeria vs Argentina.

Sepanjang kariernya, pria yang dijuluki Kojak ini pernah memimpin sejumlah laga penting dan bergengsi. Selain Olimpiade 1996, Pierluigi Collina juga memimpin final Liga Champions 1998/1999 antara Bayern Munchen vs Manchester United dan final Piala Dunia 2002 antara Brasil vs Jerman.

Sebelum dinobatkan sebagai wasit terbaik sepanjang masa, Collina juga sempat menerima sejumlah penghargaan lain. Antara lain, ia menjadi wasit terbaik dunia selama 8 tahun beruntun versi IFFFHS dan masuk dalam Hall of Fame sepak bola Italia pada tahun 2011.

Kariernya Berakhir Akibat Masalah Sponsor

Dikenal sebagai wasit yang tegas dan keras, karier Pierluigi Collina berakhir dengan tidak menyenangkan pada tahun 2005.

Ketika itu, FIGC alias federasi sepak bola Italia sejatinya memutuskan menaikkan batas usia wasit dari 45 tahun menjadi 46 tahun, agar Collina yang ketika sudah berusia 46 tahun bisa bertugas satu tahun lagi. Hal ini juga dilakukan supaya ia berpeluang untuk memimpin partai final di Piala Dunia 2006.

Sayangnya, belakangan Collina dan FIGC justru terlibat perselisihan. Hal ini berawal setelah Collina bekerja sama dengan Opel untuk menjadi sponsor pribadinya.

FIGC menilai langkah Collina itu akan menimbulkan konflik kepentingan karena Opel ketika itu juga menjadi sponsor salah satu tim Serie A Italia, AC Milan. Alih-alih melarang Collina memimpin laga AC Milan, FIGC kemudian sepenuhnya melarang ia memimpin semua laga Serie A Italia.

Merasa tidak lagi dipercaya, Pierluigi Collina pun akhirnya memutuskan untuk ‘gantung peluit’.

"Setelah 28 tahun saya memutuskan untuk mundur. Orang harus percaya kepada wasit. Pada akhirnya kami tidak mendapatkannya," katanya ketika itu.

"Tidak ada masalah bagi saya menjadi wasit di Serie B. Namun semuanya akan percuma jika kami tidak lagi memperoleh kepercayaan. Jika wasit tidak dipercaya maka lebih baik baginya untuk pergi, itulah alasan saya pergi," lanjutnya.

Laga kualifikasi Liga Champions antara Everton vs Villarreal pada 24 Agustus 2005 pun menjadi laga penutup karier 28 tahun Pierluigi Collina sebagai pengadil di lapangan hijau.