In-depth

Nasib Aaron Ramsey, Pencetak Gol Maut yang Terkena Tumbal

Sabtu, 9 Januari 2021 19:06 WIB
Editor: Juni Adi
 Copyright:

INDOSPORT.COMAaron Ramsey dikabarkan tidak kerasan lagi dalam menghadapi persaingan di lini tengah Juventus musim ini. Hal itu bisa dilihat dari tak kunjungnya performa terbaik Ramsey sejak didatangkan dari Arsenal pada 2019 lalu.

Padahal, ekpektasi Juventus terhadap talenta dan kemampuan pemain asal Wales itu cukup besar, sehingga mereka berani memberikan gaji dengan cap salah satu yang tinggi dalam tim yakni mendapat 7 juta euro atau setara Rp120 miliar per musim.

Semua itu terjadi ketika musim lalu, Juventus masih ditangani oleh Maurizio Sarri, yang kerap memberikan kepercayaan terhadap Ramsey tampil sebagai pemain reguler di tim utama.

Total Aaron Ramsey bermain sebanyak 24 pertandingan di Serie A Liga Italia. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan gelandang lainnya seperti Blaise Matuidi (35), Miralem Pjanic (30), Rodrigo Bentancur (30), dan Adrien Rabiot (28).

Statistik tersebut bisa dinilai cukup memuaskan debut Ramsey bersama Si Nyonya Tua. Sayang, di musim keduanya semua harapan dan keputusan Ramsey untuk meniti karier keluar dari zona nyaman tidak berjalan mulus.

Dipecatnya Sarri dan digantikan Andrea Pirlo sebagai pelatih baru Juventus dinilai biang keladi Aaron Ramsey yang banyak menghuni bangku cadangan musim ini.

Ramsey sejauh ini sudah mengemas 10 kali penampilan. Delapan kali dirinya jadi starter.

Padahal, sektor tengah Juventus sempat membawa harapan untuk Ramsey jadi pigure central setelah banyak pemain dengan nama besar hengkang seperti Blaise Matuidi dan Miralem Pjanic.

Namun seiring berjalannya kompetisi musim ini, Pirlo justru tidak menaruh harapan dan kepercayaan terhadap Ramsey. 

Ia lebih memainkan beberapa pemain muda potensial seperti Weston McKennie, Federico Chiesa dan pemain baru Arthur Melo. Menit bermain Ramsey juga lebih minim dibanding Bentancur (13), Rabiot (11), dan McKennie (11).

Andrea Pirlo, menjelaskan kenapa Ramsey tidak sering bermain di Juventus. Riwayat cedera pemain berusia 30 tahun itu menjadi penyebabnya.

Ramsey dikenal sebagai pemain berkaki kaca atau rentan cedera. Baru juga berbaju Juventus selama satu setengah musim, Transfermarkt merangkum sang pemain telah tujuh kali berkutat dengan masalah itu.

"Saya selalu mengatakan, Ramsey sangat baik. Masalahnya adalah dia sesekali harus beristirahat karena dia terlalu banyak menderita cedera dalam beberapa tahun terakhir," imbuh Pirlo dinukil dari Tuttomercato.

Berpeluang Kembali ke Arsenal

Legenda Arsenal, Ray Parlour menyebutkan kalau Aaron Ramsey sejatinya masih merupakan salah satu gelandang top meski tetap harus bersaing dengan gelandang-gelandang lain.

"Dia masih menikmati sepakbola dan melakukan segalanya dengan benar di Juventus," kata Parlour seperti dilansir dari talkSport.

"Dia masih bermain di level teratas," sambungnya.

Ray Parlour menyebutkan, suatu saat mungkin Aaron Ramsey bisa kembali berseragam Arsenal. Pemain berusia 30 tahun itu disebut Parlour masih bisa bersaing di Liga Inggris.

"Saya tidak yakin, tapi siapa yang tahu," katanya.

"Ramsey meninggalkan Arsenal dengan profesional, yang mana disebutkan kalau masalah gaji menjadi masalahnya. Meski begitu, karier dia cemerlang di Inggris dan mungkin suatu saat bisa kembali bermain di sini," tutup Parlour.

Namun penilaian Ray Parlour bisa saja jauh meleset jika Ramsey musim ini tak kunjung mendapat menit banyak bermain, sehingga kehilangan satu tempat di tim nasional Wales arahan Ryan Giggs serta tak dilirik oleh manajer-manajer tim papan atas Liga Inggris.

Talenta Ramsey yang mulai terkikis berpeluang pula mengikuti jejak mantan rekan-rekan setimnya di Arsenal, yang meninggalkan Emirates Stadium justru tambah melempem seperti Jack Wilshere dan Theo Walcott.

Ramsey dan Kutukan yang Senjata Makan Tuan

Aaron Ramsey. Menghabiskan masa kecilnya di Akademi Cardiff, ia akhirnya mendapatkan panggung debutnya pada pertandingan terakhir Divisi Championsip 2006/2007 melawan Hull City. Meski berakhir dengan kekalahan, ia berhasil membuat rekor dengan debutan termuda untuk Cardiff City, melewati John Toshack dengan usia 16 Tahun 124 hari.

Ramsey muda kian matang kian berkembang. Tak ayal, ia menarik minat para manajer berbagai kesebelasan, hingga akhirnya sehati dengan Arsene Wenger yang kala itu masih menangangi Arsenal.

The Gunners memboyong Ramsey senilai lima juta euro dari Cardiff City. Nominal yang sangat murah untuk melepas wonderkid bertalenta ke klub besar.

Mengawali karir sebagai pemain sayap, Ramsey nyatanya punya banyak keistimewaan. Di pos sayap, ia bisa menjadi seorang sayap murni yang akan mengirimkan umpan-umpan silang berbahaya. 

Meskipun demikian, posisi favoritnya adalah gelandang tengah. Dengan status gelandang tengah ini pula ia bisa memerankan peran yang beraneka ragam.

Bila terpaksa harus dijadikan gelandang bertahan pun ia tetap tidak buruk. Rataan tekelnya terbilang cukup tinggi di kompetisi Liga Primer Inggris. 

Dengan segala kemampuan serba bisanya itu, sayang tidak mampu dimanfaatkan oleh Andrea Pirlo di Juventus saat ini.

Selain faktor cedera, ada satu anekdot yang mungkin saja jadi alasan lain Pirlo lebih banyak menyimpan Ramsey, agar ia tidak mencetak gol untuk memberikan kesempatan orang-orang terkenal tetap hidup. 

Entah ilmiah atau tidak, kerapkali Ramsey dijadikan kambing hitam. Suatu momentum di mana andai ia mencetak gol penting, maka akan ada tumbal nyawa yang melayang.

Pada 6 Maret 2016, Nancy Reagan, istri mantan presiden AS, Ronald Reagan, meninggal sehari sebelum Ramsey mencetak gol indah ke gawang Tottenham Hotspur lewat tumitnya pada derby London Utara. 

Yang paling fenomenal tentu saja kematian Osama Bin Laden, pada tanggal 2 Mei 2011. Sehari sebelumnya, Ramsey membuat gol ke gawang Manchester United. 

Selain kedua tokoh di atas, masih ada beberapa nama beken lain semisalkan Paul Walker yang juga dikambinghitamkan pada Ramsey.