In-depth

Pandemi Sulap Bursa Transfer Musim Dingin Seperti Kuburan

Sabtu, 23 Januari 2021 20:08 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Paul Ellis/PA Images via Getty Images
Bursa transfer musim dingin Eropa terancam berakhir antiklimaks seiring enggannya klub-klub belanja besar sebagai dampak pandemi COVID-19. Copyright: © Paul Ellis/PA Images via Getty Images
Bursa transfer musim dingin Eropa terancam berakhir antiklimaks seiring enggannya klub-klub belanja besar sebagai dampak pandemi COVID-19.

INDOSPORT.COM - Bursa transfer musim dingin Eropa terancam berakhir antiklimaks seiring enggannya klub-klub belanja besar sebagai dampak pandemi COVID-19. 

Tepat bulan ini dua tahun yang lalu, raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, mendaratkan Philippe Coutinho dari Liverpool. Tak tanggung-tanggung Blaugrana harus merogoh kocek sampai 84 juta euro atau setara Rp1,4 triliun. 

Coutinho pun menciptakan rekor sebagai pembelian pemain termahal di bursa transfer musim dingin Eropa. Bursa transfer musim dingin memang kerap jadi sarana klub mendatangkan bintang besar. 

Di bulan yang sama dengan kepindahan Coutinho, Liverpool juga melakukan megatransfer dengan mendatangkan Virgil van Dijk dari Southampton senilai 65 juta euro. Van Dijk resmi menjadi bek termahal di dunia. 

Tak cukup sampai di situ, deretan transfer gila juga tercipta di musim dingin dalam tiga tahun terakhir seperti kepindahan Christian Pulisic dari Dortmund ke Chelsea (64 juta euro), Pierre Emerick-Aubameyang dari Dortmund ke Arsenal (63,75 juta euro), hingga Diego Costa yang membuat sensasi sebagai salah satu pemain termahal Spanyol dengan transfer 60 juta euro. 

Akan tetapi, pemandangan seperti itu belum lagi kita lihat di bursa transfer musim dingin tahun 2021 ini. Padahal, jendela transfer akan tutup kurang dari 10 hari lagi. 

Terciptanya situasi seperti ini tak lain adalah sebagai dampak atas pandemi COVID-19 yang tengah melanda. Hampir seluruh klub-klub di lima liga elite Eropa mengalami kerugian sebagai dampak pandemi. Kompetisi yang sempat dihentikan bahkan memaksa klub harus memotong gaji para pemainnya. 

Klub sebesar Barcelona juga tak luput dari hal tersebut. Sebesar 70 persen gaji pemain Blaugrana harus dipotong. 

Besarnya pendapatan Barcelona dari hak siar televisi, sponsorship, serta harga tiket pertandingan ternyata menjadi bumerang bagi mereka ketika harus kehilangan lubang pemasukan saat kompetisi dihentikan.

Di saat bersamaan, mereka harus menggaji pemainnya dengan nilai total Rp8,7 triliun per tahun. Maka tak heran langkah pemotongan gaji harus diambil. 

Bahkan, sampai saat ini Barca masih merugi lantaran mereka juga memiliki utang sebesar 260,7 juta euro (data Oktober 2019) yang belum bisa dilunasi. 
  
Apa yang menimpa Barcelona juga terjadi pada klub-klub lain, meski skala kerugiannya berbeda-beda. Tim-tim Liga Italia misalnya, tak lebih dari 5 persen klub peserta yang memotong gaji pemainnya. Meski begitu, mereka harus mengetatkan pengeluaran. 

Klub-klub raksasa Eropa lain seperti Real Madrid, Bayern Munchen, Manchester United, dan bahkan Manchester City juga ikut terdampak. Padahal, andai saja tak ada aral melintang, klub-klub ini sudah berencana mendatangkan sejumlah pemain bintang. 

Man United misalnya, manajemen The Red Devils akhirnya urung melanjutkan transaksi Jadon Sancho lantaran harga sang pemain terlampau mahal untuk ukuran situasi COVID-19. Real Madrid juga sama sekali belum ada pergerakan di bursa transfer musim dingin. 

© Alexandre Simoes/Borussia Dortmund via Getty Images
Jadon Sancho Copyright: Alexandre Simoes/Borussia Dortmund via Getty ImagesBintang Dortmund yang jadi buruan Man United, Jadon Sancho

Setali tiga uang dengan Madrid dan Man United, tim seperti PSG, Liverpool, Bayern Munchen, Juventus, sampai Chelsea, belum melakukan manuver apa-apa. Padahal, biasanya sebagian besar dari mereka sudah selesai belanja pemain bintang di tanggal 22 ini. 

Mungkin, hanya AC Milan klub besar yang melakukan pergerakan cukup menonjol. Meski begitu, Milan pun tidak menciptakan megatransfer. 

Tiga pemain yang bergabung bersama I Rossoneri musim dingin ini adalah satu orang pemain dengan status bebas transfer, dan dua pemain pinjaman. Diprediksi, formula seperti ini bakal semakin akrab melekat pada klub-klub Eropa sampai musim panas nanti. 

Pemain termahal yang diisukan akan bergabung dengan Barcelona musim dingin ini juga hanyalah Memphis Depay. Seperti diketahui, Depay memiliki nilai pasar tak lebih dari 30 juta euro. Itu pun kalau terwujud.

PSG dan Man City yang diisukan akan merekrut Lionel Messi juga masih enggan melakukan pergerakan. Sementara transfer Paul Pogba yang berpotensi menjadi megatransfer di musim dingin ini juga sepertinya bakal batal terwujud. 

© (Photo by Michael Regan/Getty Images)
Paul Pogba dikawal dua pemain Leicester City. Copyright: (Photo by Michael Regan/Getty Images)Paul Pogba jadi komoditi panas di bursa transfer musim dingin. 

Bagaimana tidak, Juventus dan Real Madrid yang dikabarkan berminat kepada Pogba juga tengah mengetatkan pengeluaran. Maka sahlah jika kita menyebut bahwa pandemi COVID-19 telah sukses menyulap bursa transfer musim dingin seperti layaknya 'kuburan' yang tentram dan sepi. 

Tentu hal ini kurang baik bagi industri sepak bola modern. Diharapkan, pada bursa transfer musim panas nanti kondisi sudah mulai membaik, walau pun cukup pesimistis transfer pemain di atas 60 juta euro akan terjadi.