In-depth

Sejarah Final Sepak bola Paling Membosankan di Dunia, Penalti 24 Kali!

Selasa, 26 Januari 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© FIFA
Selebrasi Pantai Gading mengarak trofi juara Piala Afrika usai menekuk Ghana di laga final, 26 Januari 1992. Copyright: © FIFA
Selebrasi Pantai Gading mengarak trofi juara Piala Afrika usai menekuk Ghana di laga final, 26 Januari 1992.

INDOSPORT.COM - Adu penalti merupakan situasi yang jamak dijumpai dalam sebuah kejuaraan sepak bola berskala internasional. Seluruh turnamen resmi konfederasi FIFA bahkan pernah memanggungkan babak tos-tosan di partai penentuan juara alias final.

Piala Afrika tercatat sebagai pemegang rekor terbanyak menggelar adu penalti di final, yakni delapan kali (1982, 1986, 1992, 2000, 2002, 2006, 2012, 2015), baru kemudian disusul Copa America (4), Piala Asia (2), Piala Emas CONCACAF (2), Piala Eropa (1), dan Nations Cup OFC (1).

Dalam delapan adu penalti di laga final Piala Afrika, separuhnya melibatkan Pantai Gading. Kesebelasan berjulukan Les Elephants (Si Gajah) ini selalu saja menutup klimaks turnamen dengan situasi menegangkan dengan rasio kesuksesan 50-50.

Momen yang paling fenomenal adalah saat Pantai Gading pertama kali menembus final Piala Afrika pada edisi 1992. Rivalnya yaitu tim raksasa Benua Hitam sekaligus pengoleksi empat titel juara (1963, 1965, 1978, 1982), Ghana, 26 Januari 1992.

Meski berstatus kuda hitam, Pantai Gading tak lantas merasa gentar terhadap Ghana. Apalagi, kubu lawan menderita kerugian besar akibat ketiadaan pemain bintang, Abedi Pele, yang terkena suspensi kartu kuning.

Tanpa Pele, serangan Ghana mendadak tumpul. Catatan apik selalu bikin gol sejak fase grup pun terhenti lantaran gagal meruntuhkan rapatnya pertahanan Pantai Gading selama 90 menit waktu normal plus 30 menit waktu ekstra.

Duel berlanjut ke adu penalti. Di sinilah rekor final berdurasi paling panjang level internasional tercipta mengingat masing-masing tim harus menyiapkan selusin penendang.

Sehingga, terdapat satu pemain Pantai Gading dan Ghana yang mendapat dua kesempatan sebagai eksekutor pertama dan ke-12. Sungguh fenomena yang amat langka.

Dari 12 kesempatan, Pantai Gading hanya gagal sekali, sedangkan Ghana meleset dua kali. Kambing hitam hari itu tidak lain adalah Anthony Baffoe. 

Tugasnya sebagai eksekutor pertama sukses, tapi bek Ghana itu tak mampu mengulangi lagi saat menjadi penendang ke-12. Skor akhir 11-10 untuk kemenangan Pantai Gading. 

Hal ini turut mengawali 'kecanduan' Si Gajah terhadap adu penalti sepanjang berpartisipasi di fase gugur Piala Afrika, khususnya di partai puncak.

Setelah 1992, Pantai Gading kembali terlibat adu penalti dalam lima edisi lain, yakni 1994 (semifinal), 1998 (perempat final), 2006 (final), 2012 (final), dan 2015 (final). 

Lawannya secara berturut-turut ialah Nigeria (kalah 2-4), Mesir (kalah 2-5), Mesir (kalah 2-4), Zambia (kalah 7-8), dan Ghana (menang 9-8). 

Susunan Pemain:

Pantai Gading (4-4-2): 1-Gouamene; 2-Aka, 19-Abouo, 6-Sekana, 3-Hobou, 7-Gadji-Celi, 17-Maguy, 21-Sie, 15-Otokore (13-M. Traore 53'); 9-Tiehi, 10-A. Traore (14-Kouadio 101')
Cadangan: Doumbia, Konate, Dao, Lignon, Ouatara, Rufin, Ben Salah, Kassy
Pelatih: Martial

Ghana (4-3-3): 1-E. Ansah; 2-Baffoe, 14-Armah, 19-Ampeah, 21-Mansoh; 8-Lamptey, 20-Asare, 17-Aborah; 7-Gyamfi (12-Naawu 51'), 9-Yeboah, 16-Polley (15-Opuko)
Cadangan: S. Ansah, Damba, Ankrah, Appiah, Gargo, Pele, Abrey, Ibrahim Pele, Preko
Pelatih: Pfister (Jer)

Stadion: Stade de l'Amitie (47.500)
Gol:-
Wasit: Sene (Senegal) 
Penalti Pantai Gading: Aka (masuk), Hobou (masuk), Sekana (masuk), M. Traore (masuk), Tiehi (gagal), Gadji-Celi (masuk), Kouadio (masuk), Aboua (masuk), Maguy (Masuk), Gouamene (masuk), Aka (masuk)
Penalti Ghana: Baffoe (masuk), Lamptey (masuk), Naawu (masuk), Asara (gagal), Yeboah (masuk), Mansoh (masuk), Armah (masuk), Abroah (masuk), Ampeah (masuk), Opuko (masuk), E. Ansah (masuk), Baffoe (gagal)