In-depth

5 Catatan Spesial Debut Thomas Tuchel di Chelsea

Kamis, 28 Januari 2021 16:12 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Pelatih Thomas Tuchel akhirnya resmi melakoni laga debutnya di tim Chelsea saat menjamu Wolverhampton pada pekan ke-20 Liga Inggris. Sayang, meski Chelsea bermain dominan, pasukan The Blues harus rela meraih hasil imbang tanpa gol. 

Thomas Tuchel akhirnya dipilih menjadi pelatih baru Chelsea menggantikan Frank Lampard. Manajemen The Blues memutuskan untuk memecat Lampard seiring dengan hasil buruk yang dialami di Liga Inggris dalam dua bulan terakhir. 

Tammy Abraham dkk kini terperosok ke peringkat kedelapan klasemen sementara Liga Inggris. The Blues cuma sanggup meraih dua kemenangan dari delapan laga terakhirnya. 

Tak butuh waktu lama setelah ditunjuk, Thomas Tuchel pun langsung memimpin armadanya melawan tim kuda hitam Wolverhampton di pekan ke-20. Dalam laga yang berat sebelah ini, Chelsea asuhan Tuchel menampilkan sejumlah perubahan. 

Untuk lebih lengkapnya berikut ini kami rangkum lima catatan spesial debut Thomas Tuchel di Chelsea. 

1. Kembalinya Kai Havertz dan Hudson-Odoi

Meskipun hanya bermain imbang tanpa gol, laga debut Thomas Tuchel bersama Chelsea ini dipandang cukup menjanjikan. Laporan dari Sky Sports menyebutkan jika ada 2 perubahan kunci yang dilakukan oleh Thomas Tuchel di laga debutnya bersama Chelsea dini hari tadi. 

Perubahan pertama adalah pada keputusan Tuchel memainkan Kai Havertz. Akhir-akhir ini, Kai Havertz memang jarang jadi starter di bawah Lampard. 

Lampard terkesan menyia-nyiakan talenta sebesar Kai Havertz. Namun hal itu segera dirubah oleh Tuchel. Juru taktik asal Jerman tersebut tampaknya ingin membangun tim di sekeliling eks playmaker Bayer Leverkusen itu.

Buktinya adalah Tuchel langsung mengembalikan Havertz ke posisi favoritnya yang juga merupakan posisi naturalnya di laga debutnya bersama Chelsea ini. Ditandemkan dengan Hakim Ziyech, Havertz diplot untuk berperan sebagai nomor 10 yang bebas bergerak di sektor tengah lapangan.

Selain Havertz, debut Tuchel juga jadi ajang unjuk gigi bagi Callum Hudson-Odoi. Alih-alih bermain sebagai winger, Callum Hudson-Odoi diplot sebagai semacam fullback dalam formasi 3-4-2-1 yang dipakai oleh Tuchel dalam laga kontra Wolves ini.

Hasilnya cukup mengejutkan. Hudson-Odoi diketahui bermain sangat apik seolah-olah posisi ini adalah posisi naturalnya. Aksi-aksinya menyisir lapangan membuat barisan belakang Wolves kalang kabut.

Tak berlebihan rasanya jika Hudson-Odoi kemudian dinobatkan menjadi pemain Chelsea paling berbahaya di laga kontra Wolves ini. Bukti nyatanya adalah 11 crossing, 2 operan kunci, 2 tembakan, dan 3 tekel yang ia ciptakan di laga kali ini.

Dua perubahan ini diyakini akan membuka keran-keran perubahan lainnya dalam masa transisi antara era Frank Lampard dan Thomas Tuchel.

2. Sepak Bola Dominan dengan Umpan Pendek

Mirip seperti tiki taka, Chelsea di bawah Tuchel mempraktikan operan-operan bola pendek lebih sering. Terbukti dari total 898 operan yang dilakukan mereka di laga kontra Wolves. 

Jumlah tersebut adalah yang terbanyak bagi Chelsea dalam satu pertandingan musim ini. Kabar baiknya, cara itu membuat Chelsea tampil sangat dominan. 

Umpan-umpan pendek dan pressing kilat membuat Wolverhampton hampir tak berkutik dan fokus untuk bertahan. Tuchel bahkan mencatatkan rekor Liga Inggris dengan jumlah operan terbanyak bagi laga debut. 

Dalam laga melawan Wolves, The Blues tercatat hanya satu kali kehilangan bola. Sementara Wolves mencapai sembilan kali.

Hanya saja yang patut jadi catatan, Chelsea belum mampu mengonversi setiap peluang menjadi gol. Permainan dominan The Blues belum bisa menghasilkan gol. 

Dengan kata lain, Chelsea harus bermain lebih efektif. Meski begitu, untuk ukuran Tuchel yang baru sehari bergabung, performa Chelsea semalam cukup menjanjikan. 

3. Utak-atik Formasi

Selain Kai Havertz dan Hudson Odoi, Thomas Tuchel juga melakukan perubahan signifikan di Starting XI. Formasi 3-4-2-1 dipilih Tuchel di laga debutnya. 

Pemain tengah Jorginho dan Mateo Kovacic diplot sebagai duo gelandang jangkar. Ben Chilwell pun ditarik lebih ke depan sebagai gelandang kiri. 

Justru Hudson-Odoi yang biasa main sebagai sayap ditarik lebih ke belakang sebagai gelandang kanan untuk mengimbangi Ben Chilwell di kiri. Sementara barisan bek hanya berisikan tiga pemain saja yakni Cesar Azpilicueta, Thiago Silva, dan Antonio Rudiger. 

Dalam laga ini, Timo Werner kembali terpinggirkan. Tuchel lebih memilih striker berpengalaman, Olivier Giroud, sebagia ujung tombak. Pada babak kedua, Tuchelmemasukan Tammy Abraham sebagai pengganti Giroud.