In-depth

Sejarah Duet Balkan AC Milan Hadirkan Piala Super Eropa, Boban-Savicevic

Senin, 8 Februari 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© AC Milan
Selebrasi pemain AC Milan usai mengalahkan Arsenal dalam pertandingan Piala Super Eropa, 8 Februari 1995. Copyright: © AC Milan
Selebrasi pemain AC Milan usai mengalahkan Arsenal dalam pertandingan Piala Super Eropa, 8 Februari 1995.

INDOSPORT.COM - AC Milan seringkali mengandalkan kombinasi pemain asing satu negara dalam setiap era kejayaan, selain tentunya bintang-bintang lokal terbaik.

Sejarah mencatat Trio Swedia 1950-an (Gunnar Gren, Gunnar Nordahl, Nils Lieldholm), Duet Brasil 1960-an (Dino Sani, Jose Alfatini), hingga Trio Belanda 1980-an (Marco van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkaard). 

Memasuki dekade 1990-an, tepatnya saat Fabio Capello menduduki kursi kepelatihan, AC Milan kembali bertumpu kepada para stranieri, sebutan Italia untuk pemain asing, asal wilayah Balkan (Eropa Tengah), yakni Zvonimir Boban (Kroasia) dan Dejan Savicevic (Yugoslavia).

Kolaborasi Boban-Savicevic menghasilkan tujuh titel bergengsi, antara lain Serie A Italia (1992-1993, 1993-1994), Supercoppa Italiana (1992, 1993, 1994), Liga Champions (1993-1994), dan Piala Super Eropa (1994).  

Sepasang gelar yang disebut terakhir merupakan prestasi puncak kedua pemain. Zvonimir Boban dan Dejan Savicevic sama-sama mentas sebagai starter sekaligus tampil memukau dalam partai penentuan juara Liga Champions serta Piala Super Eropa.

Di final Liga Champions kontra Barcelona, kontribusi Savicevic lebih terlihat karena namanya masuk papan skor, sedangkan Boban cuma sekadar menebar ancaman tanpa mencetak gol maupun membuat assist.

Peran vital Duet Balkan baru benar-benar tampak di Piala Super Eropa versus Arsenal, 8 Februari 1995. Zvonimir Boban membuka keunggulan AC Milan via sepakan mendatar menyambut operan terobosan Daniele Massaro pada menit ke-41.

Berikutnya, giliran Dejan Savicevic unjuk kemampuan. Umpan silang akurat gelandang yang kini berstatus Presiden Federasi Sepak bola Montenegro (FSCG) itu melalui sepak pojok memudahkan Massaro menanduk bola guna menggandakan skor AC Milan.

Jadilah AC Milan berhak merengkuh trofi Piala Super Eropa dengan keunggulan agregat 2-0 (kejuaraan masih menggunakan format home-away). Laga leg I di markas Arsenal, Stadion Highbury, berakhir imbang tanpa gol.

Kedigdayaan AC Milan mengundang respek dari kubu lawan. Pelatih Arsenal kala itu, George Graham, tak segan menyebut Zvonimir Boban dkk. sebagai tim terbaik dunia.

"AC Milan adalah tim terbaik Eropa, bahkan dunia. Kami seharusnya bisa berbuat lebih baik, tapi para pemain sepertinya terlalu menaruh respek kepada lawan," cetusnya.

AC Milan di bawah kendali pelatih Fabio Capello memang luar biasa. I Rossoneri (Si Merah-Hitam) bahkan menjuarai Serie A Italia 1991-1992 tanpa sekali pun menelan kekalahan.

Sebuah rekor yang kemudian bertahan sepanjang 58 pertandingan beruntun di Serie A Italia antara 19 Mei 1991 hingga 21 Maret 1993. Catatan ini masih menjadi yang terbaik di liga-liga top Eropa, mengungguli Bayern Munchen 2012-2014 (53), Arsenal 2003-2004 (49), dan Juventus 2011-2021 (49).

Kembali ke duet Balkan, Zvonimir Boban berseragam AC Milan selama sembilan musim (1992-2001), mencatat 255 pertandingan plus 31 gol. 

Gelandang legendaris Kroasia ini berandil mempersembahkan sembilan gelar, yaitu Serie A Italia (4), Supercoppa Italiana (3), Liga Champions (1), dan Piala Super Eropa (1).
 
Sementara itu, masa bakti Dejan Savicevic di AC Milan terhitung dua musim lebih sedikit daripada Boban (1992-1998), mencatat 144 laga plus 35 gol. 

Sederet titel bergengsi yang ia persembahan adalah Serie A Italia (3), Supercoppa Italiana (2), Liga Champions (1), dan Piala Super Eropa (1).

Susunan Pemain:

AC Milan (4-4-2): 1-Rossi; 2-Tassotti, 5-Costacurta, 6-Baresi, 3-Panucci; 7-Donadoni, 4-Albertini, 8-Desailly, 10-Savicevic (15-Di Canio 89'); 9-Boban, 11-Massaro (14-Eranio 80')
Cadangan: 12-Ielpo, 13-Galli, 16-Melli
Pelatih: Capello

Arsenal (4-3-3): 1-Seaman; 2-Dixon (15-Parlour 66'), 5-Bould, 6-Adams, 3-Winterburn; 4-Schwarz, 10-Merson, 11-Selley; 7-Campbell (12-Keown 76'), 8-Wright, 9-Hartson
Cadangan: 16-Bartram, 13-Linighan, 14-Jensen
Pelatih: Graham (Sko)

Stadion: San Siro (23.953)
Gol: Boban 41', Massaro 67'
Wasit: Krug (Jer)
Kartu Kuning: Albertini, Costacurta (M)/Bould (A)
Kartu Merah: -