In-depth

Hebatnya Zlatan Ibrahimovic Sudah bak Guru Besar di AC Milan

Kamis, 11 Februari 2021 23:11 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Marco Luzzani/Getty Images
Zlatan Ibrahimovic adalah figur penting bagi klub Serie A Liga Italia, AC Milan. Copyright: © Marco Luzzani/Getty Images
Zlatan Ibrahimovic adalah figur penting bagi klub Serie A Liga Italia, AC Milan.

INDOSPORT.COM - Zlatan Ibrahimovic sudah jadi figur penting bagi klub Serie A Liga Italia, AC Milan, sejak kembali ke San Siro pada Januari 2020.

Jasanya pun cukup besar yakni membantu mengembalikan kejayaan AC Milan yang sempat hilang dimakan waktu. Kehadirannya adalah berkah bagi Rossoneri yang tengah berjuang membangun kembali reputasi dan supremasi mereka di Italia.

Jika mendengar nama Zlatan Ibrahimovic, mungkin yang akan terlintas di benak pendengarnya adalah sosok pemain yang savage, frontal, gemar berteriak, dan punya harga diri yang sangat tinggi.

Meski sekilas terlihat arogan, tidak dapat dipungkiri bahwa pemain asal Swedia ini punya karisma tersendiri yang tidak dimiliki orang lain. Lalu soal prestasi di dunia sepak bola? Jelas tidak perlu dipertanyakan lagi.

Selama berkarier sebagai pesepak bola profesional, Ibrahimovic sudah berpetualang ke banyak liga top dunia. Sebut saja salah satu nama liga paling beken di Eropa, pemain yang satu ini pasti sudah pernah merumput di sana.

Ibrahimovic tercatat sempat membela Ajax di Eredivisie Belanda, Barcelona di Spanyol, Paris Saint-Germain (PSG) di Prancis, Manchester United di Inggris, ditambah Inter Milan, AC Milan, dan Juventus di Italia.

Di luar Benua Biru, eks pemain Malmo ini bahkan sudah pernah mencicipi Major League Soccer (MLS). Dengan pengalamannya yang seabrek, tidak berlebihan rasanya jika memang ia ingin menganggap dirinya superior.

Berbekal jam terbang yang sudah tinggi, sudah selayaknya seorang Zlatan Ibrahimovic menjadi contoh bagi para pemain muda serta juniornya di Serie A Liga Italia, tidak terkecuali mereka yang berada satu tim dengannya di AC Milan saat ini.

Keberadaannya di AC Milan sangat dibutuhkan baik sebagai seorang senior maupun figur pemimpin yang tegas - mungkin sedikit galak. Dedikasi Ibrahimovic untuk Rossoneri ini tentu patut diberi acungan jempol.

Ia adalah pemain yang tidak segan-segan bersikap galak, setidaknya itu yang terlihat dari luar, kepada rekan-rekannya. Akan tetapi, hal tersebut ternyata sebuah sinyal yang bagus karena menandakan ia peduli.

Ibrahimovic seperti halnya guru atau orang tua yang peduli dengan anak-anaknya, selalu menegur jika diperlukan dan tidak pernah tinggal diam jika melihat ada sesuatu yang salah. Tabiat ini pula yang dilihat Ismael Bennacer dari seniornya itu.

“Bahkan ketika kita melihat dia berteriak di lapangan, itu jauh lebih baik ketimbang melihatnya diam saja. Kalau begitu, artinya ia tidak peduli,” kata Bennacer kepada AFP.

“Dia memberi kami banyak hal, dengan pengalaman yang sudah ia peroleh, dia mencoba membawa kami ke level tertinggi bersamanya. Dia selalu membidik kesempurnaan dan dia memberi kami banyak nasihat,” kata Bennacer lagi.

Seperti kata Bennacer, selama berada di AC Milan, Zlatan Ibrahimovic sudah memberi banyak hal, terutama suntikan semangat dan didikan moral kepada para juniornya.

Lalu sejak awal musim 2020-2021, ia sudah membawa dampak yang luar biasa bagi AC Milan, bahkan sampai menyalip rekor legenda mereka, Marco van Basten, untuk urusan mencetak gol.

Ibrahimovic berhasil menelurkan 12 gol dari delapan pertandingan pembuka musim, mengalahkan catatan Marco van Basten pada musim 1992-1993 (delapan gol). Rekor yang impresif, tentunya.

Sudah berusia 39 tahun, Ibrahimovic masih sanggup bekerja sama dengan sederet pesepak bola muda AC Milan dengan rentang usia 20 tahunan, bahkan rata-ratanya termasuk yang terendah di Serie A Liga Italia.

Berdasarkan data Transfermarkt, AC Milan bersama Spezia merupakan dua klub yang mendominasi starting XI termuda selama musim 2020-2021. Angka terendah yang tercatat adalah 22,8 tahun milik Rossoneri pada matchday 3.

Jika dilihat-lihat, AC Milan memang dihuni banyak pemain muda seperti Gianluigi Donnarumma (21), Franck Kessie (23), Theo Hernandez (23), dan beberapa lainnya. Kira-kira sampai kapan sang mentor, Zlatan Ibrahimovic, akan bertahan?