In-depth

Leicester City vs Liverpool: Brendan Rodgers yang Sekarang Beda dari yang Dulu

Sabtu, 13 Februari 2021 16:54 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Michael Regan/Getty Images
Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers, akan menghadapi Liverpool di Liga Inggris, Sabtu (13/02/21) malam WIB. Copyright: © Michael Regan/Getty Images
Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers, akan menghadapi Liverpool di Liga Inggris, Sabtu (13/02/21) malam WIB.

INDOSPORT.COM - Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers, akan menghadapi sang mantan, Liverpool, di pertandingan Liga Inggris, Sabtu (13/02/21) malam WIB.

Duel Leicester City vs Liverpool ini bakal berlangsung sangat sengit mengingat posisi kedua tim yang saling menguntit di klasemen sementara Liga Inggris 2020-2021. Mereka sekarang menghuni peringkat tiga dan empat.

Sampai tulisan ini dibuat, The Foxes unggul dengan perolehan 43 poin, memimpin tiga angka dari The Reds. Kemudian, jumlah pertandingan yang sudah mereka lalui tercatat sama yakni 23.

Untuk menyalip Leicester City, Liverpool harus memastikan kemenangan, menciptakan gol sebanyak mungkin, dan pastinya meminimalkan jumlah kebobolan.

Sang juara musim lalu jelas tidak ingin semakin terperosok, apalagi di bawah mereka ada Chelsea dan West Ham yang membayangi dengan sangat ketat. Dua klub asal London tersebut masing-masing berselisih satu angka saja dari The Reds.

Berbicara soal pertandingan Leicester City vs Liverpool, rasanya kurang lengkap apabila tidak membahas sosok Brendan Rodgers. Pelatih yang satu ini pernah punya cerita bersama The Reds, meski tidak indah-indah amat.

Untuk diingat kembali, Rodgers mendarat di Anfield pada musim panas 2012 sebagai pengganti pelatih sebelumnya, Kenny Dalglish. Sayangnya, tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk Liverpool kala itu sehingga posisinya pun diambil alih Jurgen Klopp pada 2015.

Singkatnya masa kepelatihan Rodgers di Liverpool tentu patut disayangkan. Pasalnya, sebelumnya bersama Swansea City, ia menorehkan prestasi impresif dengan mengantarkan timnya promosi ke Premier League lewat jalur play-off.

Masa-masanya di kompetisi kasta teratas Liga Inggris saat itu pun juga bisa dibilang lumayan. Swansea City beberapa kali sukses mencuri poin-poin berharga dari tim-tim seperti Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur.

Untuk kategori tim yang baru promosi, Swansea City tergolong lumayan dan pada akhirnya finis di peringkat 11 klasemen akhir Premier League Liga Inggris 2011-2012.

Menganut filosofi permainan dengan penguasaan bola tinggi seperti di Swansea City pun jadi agenda utama Rodgers, yang turut membawa serta pemain kesayangannya, Joe Allen, ketika pindah ke Liverpool.

Tidak menunjukkan progres signifikan saat musim pertama, Rodgers langsung tampil menggebrak pada musim keduanya ketika nyaris mengantarkan Liverpool juara Liga Inggris - salah satunya jika tidak diwarnai insiden ‘terpeleset’ Steven Gerrard.

Meski hampir saja sukses, musim ketiga Rodgers di Liverpool justru berantakan. Selain itu, filosofi taktiknya pun semakin dipertanyakan usai grafik rata-rata ball possesion The Reds terus-terusan menurun.

Setelah musim penuh turbulensi di Liverpool, Rodgers mulai membangun kembali reputasinya di klub Skotlandia, Celtic, pada 2016. Sepertinya, pelatih kelahiran 26 Januari 1973 tersebut sudah belajar dari pengalaman-pengalamannya yang terdahulu.

Akhirnya, rentetan kesuksesan pun berhasil ia raih ketika menangani Celtic, seperti gelar Liga Primer Skotlandia selama dua musim berturut-turut, lalu ada juga Piala Skotlandia, dan Piala Liga Skotlandia.

Keberhasilannya menangani Celtic lalu mengantarkan Rodgers kembali ke Liga Inggris. Kali ini destinasinya adalah Leicester City.

Menggantikan Claude Puel pada awal tahun 2019, Rodgers berhasil mengangkat performa Leicester City menjadi lebih baik. Padahal, ia hanya berbekal Jamie Vardy sebagai andalan utama dari skuat kemenangan The Foxes 2015-2016.

Leicester City saat ini pun nampaknya sudah cukup nyaman dengan possession mereka ketimbang saat menjadi juara Liga Inggris lima tahun lalu, meski belum punya pasukan serang yang benar-benar mengancam.

Setidaknya, seorang Brendan Rodgers sudah belajar banyak hal, entah itu dari kegagalan maupun caci maki yang ia terima sebelumnya. Ia sudah berkembang sejak menangani Liverpool, Celtic, dan kini di Leicester City.

Dengan catatan kurang apik yang sedang dimiliki Liverpool saat ini, Rodgers mungkin akan lebih percaya diri menghajar mantan tim asuhannya tersebut nanti malam, untuk pertama kalinya setelah ia meninggalkan Anfield.