In-depth

Musim Kacau Schalke 04, '1001' Sebab Kejatuhan Raja Biru dari Gelsenkirchen

Senin, 22 Maret 2021 11:45 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Friedemann Vogel - Pool/Getty Images
Babak belur sepanjang musim, apa penyebab kejatuhan klub Schalke 04 di kompetisi Bundesliga musim 2020-2021 ini? Copyright: © Friedemann Vogel - Pool/Getty Images
Babak belur sepanjang musim, apa penyebab kejatuhan klub Schalke 04 di kompetisi Bundesliga musim 2020-2021 ini?

INDOSPORT.COM - Babak belur sepanjang musim, apa penyebab kejatuhan klub Schalke 04 di kompetisi Bundesliga Jerman musim 2020-2021 ini?

Kekacauan di tim Schalke 04 sudah kelewat batas. Sampai pekan ke-26 Bundesliga, Schalke masih terbenam di dasar klasemen liga dengan hanya koleksi 10 poin. 

Royal Blue cuma bisa mencatatkan satu kemenangan saja di Bundesliga sepanjang musim ini. Sementara sisanya berakhir dengan 7 imbang dan 18 kali kekalahan. 

Schalke kini resmi menjadi tim dengan performa paling buruk dalam sejarah Bundesliga. Bukan cuma poin yang sangat sedikit, Schalke musim ini juga sudah kebobolan 69 gol di liga. 

Jumlah itu hanya bisa dibalas dengan 16 gol. Itu artinya selisih gol mereka saat ini menyentuh angka minus 53 gol. Ini adalah salah satu jumlah selisih gol terburuk yang dialami sebuah tim di Bundesliga. 

Kondisi ini terbilang sangat memprihatinkan mengingat reputasi Schalke 04 sebagai salah satu tim langganan papan atas Bundesliga Jerman. Untuk pertama kalinya Schalke akan terdegradasi setelah terakhir kali pada 1998. 

Dalam perjalanannya, penderitaan Schalke 04 memang begitu total. Sebanyak tujuh kali mereka dibantai musim ini dengan jumlah kebobolan empat gol atau lebih. Kekalahan itu termasuk saat dicukur habis Bayern Munchen 8-0 dan disikat Wolfsburg 5-0. 

Melihat permainan Schalke, Matthew Hoppe dkk tak mencerminkan sebagai tim kasta atas. Sebetulnya, apa masalah yang terjadi di tim pemilik tujuh gelar Bundesliga ini sampai-sampai mereka harus babak belur sepanjang musim?

Sembarangan Bergonta-ganti Pelatih

Musim ini Schalke sudah dibesut oleh lima pelatih, Dengan kata lain, mereka telah memecat empat pelatih sepanjang penyelenggaraan Bundesliga musim ini. 

Hal tersebut merupakan rekor baru di Liga Jerman. Tim kebanggaan masyarakat Gelsenkrichen itu total sudah memberhentikan David Wagner, Manuel Baum, Huub Stevens, dan Christian Gross.

Meski begitu, tak ada satu pun dari nama pelatih di atas yang bisa mengangkat performa tim. Teranyar mereka baru memecat Christian Gross usai dibantai 1-5 oleh Stuttgart di tanggal 1 Maret. 

Saat ini Schalke dibesut oleh pelatih Yunani berusia 42 tahun, Dimitrios Grammozis. Grammozis ditunjuk mengisi posisi kepala Schalke kurang dari empat hari setelah pemecatan Gross. 

Namun, masa kepelatihan Grammozis di kursi pelatih Schalke juga diyakini hanya seumur jagung. Sebab dari tiga pertandingan yang ia lakoni bersama Schalke, Granmozis cuma meraih 1 hasil imbang dan menderita 2 kekalahan. 

Situasi ini memang sangat memprihatinkan. Sebab, di sisi lain pergantian pelatih mengakibatkan permainan Schalke semakin kacau. 

Hampir tiap dua bulan mereka bermain dengan taktik dan strategi baru dengan pemilihan pemain yang berbeda. Hal ini sebagai konsekuensi dari lima pelatih yang menukangi tim dalam 26 pekan. 

Pergantian pelatih memang dibutuhkan, namun manajemen Schalke gagal memilih pelatih yang tepat untuk tim. Seperti diketahui, musim ini Schalke tidak dibesut oleh pelatih dengan rekam jejak bagus. 

Ibaratnya, Schalke hanya bergonta-ganti dari satu pelatih medioker ke pelatih medioker lainnya. Hal ini jadi salah satu penyebab mengapa performa mereka tak bisa benar-benar terangkat. 

Padahal, jika melihat skuad yang ada, Schalke sejatinya diperkuat oleh pemain-pemain ternama seperti Matthew Hope, Shkodran Mustafi, Ozan Kabak (putaran pertama), Klass-Jan Huntelaar, dan Kolasinac. 

Meski begitu, pergantian pelatih yang sembarangan sejatinya bukanlah hal mengejutkan sebab ini adalah buah dari amburadulnya manajemen tim.