In-depth

Ironi PSG Pati, Klub Baru Liga 2 yang Layu Sebelum Berkembang

Kamis, 10 Juni 2021 15:05 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Pengakuisisian klub PSG Pati oleh youtuber ternama, Atta Halilintar, memang memberikan kesan kemeriahan tersendiri, tetapi di balik itu ada keprihatinan yang muncul. 

Jagat sepak bola nasional akhir-akhir ini tengah dikejutkan dengan fenomena 'Klub Sultan'. Satu per satu para pesohor Tanah Air mengakuisisi klub-klub Liga Indonesia. 

Diawali dengan Raffi Ahmad yang membeli klub Cilegon United FC, youtuber ternama, Atta Haliintar, pun ikutan dengan mengakuisisi salah satu klub peserta Liga 2, PSG Pati. 

Lalu, aktor terkenal Gading Marten juga belum lama resmi menjadi pemilik klub legendaris Kota Tangerang, Persikota. Entah siapa lagi yang akan mengikuti jejak mereka di tahun ini.

Salah satu yang paling menyita perhatian tentu saja adalah Atta Halilintar yang mengakuisisi klub Liga 2, PSG Pati. Berbeda dengan dua klub lainnya, proses akuisisi PSG Pati oleh Atta memang cukup mengejutkan. 

Pasalnya, tak banyak yang menyangka klub PSG Pati yang terlihat ambisius di Liga 2 harus menyerahkan tampuk kepemilikan kepada Atta Halilintar dan berganti nama menjadi AHHA PS Pati FC.

Klub PSG Pati muncul di tengah masa pandemi sebagai tim baru 'jelmaan' dari Putra Sinar Giri (PSG) Gresik. Adalah sosok Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin, yang berperan dalam pengakuisisian klub PSG Gresik hingga menjadi klub yang bermarkas di Pati. 

Setelah berhasil promosi, klub PSG Gresik mengalami keterbatasan dana setelah Liga 2 terpaksa dihentikan karena pandemi COVID-19. Akibatnya, pemilik PSG Gresik saat itu, Bisri Afandi, memutuskan untuk bekerja sama dengan Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin. 

Dengan berganti nama kepanjangan menjadi Putra Safin Group (PSG), PSG Pati ingin membangun ulang kekuatan klub untuk mengarungi Liga 2 yang baru di musim 2021/22 mendatang dengan home base di Kota Pati.

Manajemen tim pun bergerak cepat untuk meningkatkan brand klub. Proses pemolesan klub dilakukan satu persatu mulai dari penamaan klub, logo klub, warna jersey, sampai penguatan media sosial.  

Klub PSG Pati bahkan sampai mengejutkan dunia maya lewat terobosan-terobosannya. Nama PSG yang identik dengan klub raksasa Prancis, Paris Saint-Germain, semakin menambah kesan catchy klub satu ini. 

Tak cuma itu, mereka juga membuat logo baru dengan desain lebih modern. Pengenalan pemain pun dipoles seperti layaknya klub-klub Eropa. 

Setidaknya sampai bulan Mei hal tersebut masih berjalan lancar. Namun, sensasi PSG Pati rupanya hanya bertahan seumur jagung. 

Bagaimana tidak, kurang dari dua bulan Liga 2 bergulir, PSG Pati kembali berganti kepemilikan. Seorang youtuber terkenal dengan subscriber puluhan juta, Atta Halilintar, melakukan pendekatan untuk bisa mengakuisisi PSG Pati. 

Hal itu diketahui dari postingan Atta Halilintar di media sosial Instagram yang diunggah pada, Jumat (04/06/21). Dalam postingan tersebut terlihat sebuah video singkat yang menjadi teaser dari klub AHHA PS Pati FC.

Berdasarkan penelusuran INDOSPORT, Atta memang sudah melakukan pendekatan kepada klub PSG Pati. "Waktu saya kirim foto ini bro (Putra Siregar) yang menurut saya salah satu tim yang keren yaitu PSG Pati," ujar Atta Halilintar dalam salah satu video youtube-nya awal Juni lalu. 

Atta menilai PSG Pati memiliki prospek bagus dengan pengelolaan yang modern dan memiliki program pemain muda yang baik. Sebelum PSG, Atta pernah menjajaki klub Liga 2 lain seperti Sriwijaya FC dan PSPS Pekanbaru. 

Prosesnya berjalan cukup cepat. Dalam hitungan hari, logo klub baru PSG Pati sudah dirilis dengan nama baru AHHA PS Pati FC. Sang pemegang saham mayoritas, Atta Halilintar, bahkan sudah meminta dukungan kepada para fans-nya. 

Terkait hal ini, belakangan diketahui bahwa pihak PSSI selaku federasi sepak bola Tanah Air belum menerima surat resmi dari klub AHHA PS Pati FC milik Atta Halilintar. 

Hal ini menimbulkan tanda tanya, apakah mengganti nama klub bisa dilakukan sebegitu mudah? Penggantian nama klub seharusnya mesti disahkan terlebih dahulu melalui Kongres PSSI. 

Sorotan tajam sebetulnya mesti diarahkan kepada PSG Pati itu sendiri. Mengapa klub ini bisa dengan mudahnya layu sebelum 'berkembang' di kompetisi Tanah Air.