Liga Inggris

Kalah Memalukan dari Chelsea, Arsenal Dikecam Dua Legendanya

Senin, 23 Agustus 2021 14:02 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Isman Fadil
© Mark Leech/Offside/Offside via Getty Images
Situasi laga Arsenal vs Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris. Copyright: © Mark Leech/Offside/Offside via Getty Images
Situasi laga Arsenal vs Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris.

INDOSPORT.COM - Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah kalah dicela mantan pemainnya. Itulah situasi yang cocok menggambarkan Arsenal usai takluk di tangan Chelsea pada laga kedua Liga Inggris, Minggu (22/08/21).

Padahal The Gunners tampil di hadapangan publiknya sendiri yang memadati Emirates Stadium. Akan tetapi justru The Blues mampu unggul dua gol sejak babak pertama via Romelu Lukaku dan Reece James.

Hasil ini membuat Arsenal kembali mencatatkan rekor buruk. Untuk pertama kalinya sejak berdiri mereka berdiri tidak ada kemenangan yang diraih ataupun gol yang bisa didulang.

Bagi eks fullback Meriam London era 2007-2014, Bacary Sagna, ini diakibatkan oleh strategi belanja pemain yang kurang tepat. Arsenal di musim panas ini banyak menghamburkan uang untuk pemain muda alih-alih memburu sosok bintang yang siap memberi efek cepat.

"Bagaimana mungkin anda menghabiskan uang sampai 150 juta Euro tapi hanya mencari pemain potensial?. Mungkin ke depannya akan menghasilkan untung tapi masa kini juga harus dipikirkan," papar Sagna pada RMC Sport.

"Di masaku bermain di Arsenal banyak pemain kenamaan yang mau datang. Sekarang? Sepertinya tradisi klub sudah hilang," tambah mantan bek kanan tim nasional Prancis tersebut.

Nada khawatir juga disuarakan oleh Emmanuel Petit yang merupakan gelandang andalan Arsenal semasa masih bermarkas di Highbury. Layaknya Sagna, ia mempertanyakan kenapa bekas timnya belanja besar namun tampak tidak punya filosofi permainan.

Kritikan ini jelas ditujukan pada Mikel Arteta yang jadi bos di London Utara sejak medio 2019 lalu. Sempat menjadi asisten pelatih Pep Guardiola di Manchester City, manajer asal Spanyol itu sepertinya belum cukup pengalaman dalam menukangi sebuah kesebelasan.