In-depth

Samai Rekor Batistuta di AS Roma, Chelsea Menyesal Lepas Abraham?

Jumat, 18 Maret 2022 10:05 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Selebrasi pemain Chelsea, Tammy Abraham usai mencetak gol ke gawang Crystal Palace pada Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, London, Sabtu (09/11/19). Copyright: © ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Selebrasi pemain Chelsea, Tammy Abraham usai mencetak gol ke gawang Crystal Palace pada Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, London, Sabtu (09/11/19).
Chelsea dan Abraham Sama-sama Move On

Jika melihat dari statistik di halaman sebelumnya, maka jawabannya Chelsea tak menyesal sama sekali. Pasalnya, gaya permainan The Blues di bawah Tuchel tak cocok untuk Abraham maupun Lukaku.

Terlebih, Abraham dan Lukaku memiliki tipikal permainan yang sama. Dilansir dari laman FBRef, kedua pemain ini terbilang pasif dalam Build Up permainan timnya dan lebih banyak beroperasi di kotak penalti lawan.

Abraham punya rataan umpan sukses sebesar 73,4 persen dari 20,95 operan per 90 menit. Sedangkan Lukaku memiliki rataan operan sukses 74,1 persen dari 18,81 operan per 90 menit.

Lalu Abraham punya rataan menyentuh bola di kotak penalti sebesar 6,14 kali per 90 menit. Sedangkan Lukaku berkisar 6,59 kali per 90 menit.

Kemiripan gaya bermain keduanya pun membuktikan bahwa taktik yang dijalankan Jose Mourinho lebih mendukung perkembangan Abraham ketimbang taktik Tuchel kepada Lukaku.

Dengan kata lain, jika Chelsea masih dilatih Tuchel dan memulangkan Abraham, maka catatan golnya bersama AS Roma tak akan mampu diulanginya bersama The Blues.

Hal serupa juga berlaku untuk Lukaku. Andai dirinya pergi dari Chelsea dan bermain di AS Roma di bawah arahan Mourinho, bisa dijamin bahwa penyerang Belgia ini akan mencetak gol lebih banyak ketimbang di Chelsea.

Pada akhirnya, Abraham kini mendapat tempat yang cocok untuk perkembangannya sebagai striker haus gol. Sedangkan Lukaku terjebak dalam tim yang tak cocok dengan gaya bermainnya.

Wajar jika Abraham saat ini menjadi pujaan baru AS Roma. Ia pun mengaku bahwa Il Giallorossi telah membantunya di titik terendah dalam kariernya bersama Chelsea.

“Seperti yang saya katakan, saya akan memberikan segalanya untuk klub ini (AS Roma). Ada masa di mana saya berada di titik terendah dalam karier saya, AS Roma mengangkat saya dan memberikan saya kepercayaan diri,” ujar Abraham dikutip dari AS Roma.

Tak ada namanya penyesalan baik bagi Abraham maupun Chelsea. Kedua pihak sepakat berpisah demi kebaikan masing-masing di musim ini dan musim seterusnya.

Satu hal yang pasti, rujuknya Abraham dan Chelsea tak akan terjadi dalam waktu dekat, setidaknya hingga 2023 mendatang saat klausulnya diaktifkan.