In-depth

3 Final Piala FA Paling Epic Liverpool: Ada Gol Sakral Gerrard dan Ajang 'Fashion Show'

Jumat, 13 Mei 2022 17:19 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© PAUL ELLIS/AFP/Getty Images
Final Piala FA Liverpool lainnya yang tidak kalah epic. Foto: PAUL ELLIS/AFP/Getty Images. Copyright: © PAUL ELLIS/AFP/Getty Images
Final Piala FA Liverpool lainnya yang tidak kalah epic. Foto: PAUL ELLIS/AFP/Getty Images.
Ajang 'Fashion Show' dan Panggung Michael Owen

Piala FA 1996 - Geng Spice Boys

Kemudian ada final edisi 1996 antara Liverpool melawan Manchester United yang menyita perhatian lantaran penampilan para pemain yang bak personel boyband.

Seperti diketahui, dunia musik era 90-an memang dikenal dengan grup pria-pria tampan dengan lagu-lagu pop yang bisa membius para pendengar wanita.

Akan tetapi, jangankan para personel boyband, para pemain Liverpool juga tidak kalah keren, bahkan tampil necis dengan setelan jas putih mereka yang mencolok di tengah lapangan.

Sebutan Spice Boys diberi oleh media-media Inggris, yang pertama adalah Daily Mail, ketika muncul kabar asmara yang menyeret nama Robbie Fowler dan personel Spice Girls, Emma Bunton.

Kemudian, nama Spice Boys mulai digunakan untuk menyebut pemain Liverpool yang dianggap elite dan high profile, yakni Jamie Redknapp, David James, Steve McManaman, Robbie Fowler, dan Jason McAteer.

Selain lima nama tersebut, Stan Collymore, Phil Babb, Stan Collymore, dan Paul Ince juga disebut-sebut sebagai anggota ‘geng’ ini.

Salah satu penampilan Spice Boys yang jadi sorotan adalah final Piala FA 1996, hingga disorot oleh manajer Manchester City saat itu, Sir Alex Ferguson.

Sayangnya, meski sudah tampil dandy, Liverpool harus mengakui kekalahan usai dihajar Manchester United 1-0 lewat gol tunggal Eric Cantona.

Piala FA 2001 - Michael Owen Luar Biasa

Sosok yang pernah jadi idola suporter Liverpool pada era 2000-an tersebut tampil sebagai pahlawan ketika timnya tertinggal 0-1 dari Arsenal.

Pertandingan memang menyisakan kurang lebih 10 menit lagi, namun Michael Owen menggebrak dengan dua golnya masing-masing pada ‘83 dan ‘88 untuk memastikan gelar akhirnya jatuh ke tangan Liverpool.