In-depth

2 Kiper yang Nasibnya Tak Seberuntung Cahya Supriadi Usai Benturan, Meregang Nyawa di Lapangan

Sabtu, 17 September 2022 21:05 WIB
Editor: Juni Adi
© smeckhooligan
Batu nisan Choirul Huda. Copyright: © smeckhooligan
Batu nisan Choirul Huda.
Choirul Huda

Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia usai terjadi benturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues De Mesquita saat menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Minggu 15 Oktober 2017.

Benturan keras terjadi saat kiper berusia 38 tahun tersebut mencoba menghadang umpan terobosan pemain Semen

Padang. Usai benturan, Huda mengerang kesakitan sambil memegangi dada dan rahangnya. Tak berselang lama, ia dilarikan ke UGD RSUD Soegiri.

Menurut Dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi UGD RSUD Soegiri, analisa awal penyebab meninggalnya Huda disebabkan oleh benturan keras di beberapa bagian tubuh.

“Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher.

Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak.

Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas,” katanya seperti dikutip dari Liputan6.com

Pihaknya, telah semaksimal mungkin memberikan pertolongan kepada Huda dengan melakukan pompa jatung dan otak selama 1 jam.

“Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. Itu analisa awal kami, karena tim kami tidak sempat melakukan scaning," ujarnya.

"karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal,” tambahnya.

Kiper Choirul Huda mengembuskan nafas terakhirnya di RSUD dr. Soegiri, Lamongan. Dada bagian kiri Choirul Huda cedera dalam insiden yang terjadi pada menit ke-44 tersebut.