Liga Indonesia

Perihal Penyebab Kematian dalam Tragedi Kanjuruhan, Tim Gabungan Aremania Sepakat dengan TGIPF

Sabtu, 15 Oktober 2022 15:15 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM - Tim Gabungan Aremania (TGA) menarik sejumlah kesimpulan setelah mengumpulkan sejumlah informasi dan bukti-bukti selama melakukan investigasi Tragedi Kanjuruhan.

Bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (Kontras), tim pencari fakta dari Aremania sepakat dengan kesimpulan yang diambil dari sisi pemerintah.

Sebagaimana diketahui, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam, Mahfud MD sudah mengumumkan bahwa penyebab kematian ratusan jiwa karena gas air mata.

"Kami meyakini bahwa penyebab kematian dari banyak korban adalah karena gas air mata," tutur Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kontras, Andy Irfan di Gedung KNPI Kota Malang, Jumat (14/10/22) malam WIB.

Ya, tembakan gas air mata dari pihak keamanan memang merubah situasi seusai Derby Jatim di Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya itu menjadi kacau balau.

Tembakan gas air mata itu lah yang kemudian memunculkan kepanikan luar biasa dari suporter, terutama di tribun selatan dan utara.

Ribuan suporter lalu tunggang langgang untuk mencari akses keluar stadion. Sedangkan ukuran dan jumlah pintu tidak sebanding dengan eskalasi massa.

Sehingga terjadi penumpukan, saling berdesakan dan berhimpitan di pintu. Akibatnya, banyak korban meninggal dunia setelah mengalami sesak napas.

"Ini sudah ada unsur kejahatan kemanusiaan, yang dilakukan oleh aparat yang dipersenjatai kepada orang sipil," Andy Irfan membeberkan.