Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022: Kegagalan Qatar Adalah Bukti Sahih Bahwa Uang Tak Bisa Beli Trofi

Sabtu, 26 November 2022 19:45 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Indra Citra Sena
© REUTERS/Bernadett Szabo
Pelatih Qatar Felix Sanchez memprotes wasit Antonio Mateu Lahoz. (Foto: REUTERS/Bernadett Szabo) Copyright: © REUTERS/Bernadett Szabo
Pelatih Qatar Felix Sanchez memprotes wasit Antonio Mateu Lahoz. (Foto: REUTERS/Bernadett Szabo)
Duit Sejibun Bukan Jaminan

Jurnalis Qatar, Mohamed Gharbawy, menuturkan kegagalan negaranya dalam Piala Dunia 2022 disebabkan oleh berbagai hal dari keputusan yang salah hingga ketidak percayaan pelatih pada pemain.

“Keputusan untuk mempersiapkan tim dengan mengirimnya selama berminggu-minggu ke kamp pelatihan di Eropa, ketimbang menjalankan liga, menghasilkan tim tidak cukup bagus untuk bersaing di turnamen regional, seperti Piala Teluk.”

“Felix Sanchez menggunakan (formasi) 5-3-2 dari pertandingan Ekuador dan membiarkan Senegal menguasai bola. Dia seharusnya bermain dengan penguasaan bola dan memberi lebih banyak pemain kesempatan. Itu menunjukkan bahwa dia tidak mempercayai para pemain di bangku cadangan,” tulisnya.

Selama bertahun-tahun, Timnas Qatar berjuang untuk membangun sepak bola yang kompetitif untuk Piala Dunia, tetapi hal itu berujung kegagalan.

Uang jelas bukan masalahnya mengingat mereka menggelontorkan dana diluar nalar, yaitu 220 miliar dolar, untuk Piala Dunia 2022 ini.

Singkatnya, dengan uang Qatar hampir bisa melakukan segalanya. Sayangnya, duit sejibun itu juga tidak bisa menyelesaikan masalah sederhana, yaitu bagaimana terampil dalam bermain sepak bola?

Qatar memiliki solusi sederhana nan mahal, yaitu membangun kompleks pelatihan canggih dan berinvestasi lebih banyak lagi.

Meskipun sudah memiliki hal tersebut, sepak bola Qatar masih jauh dari kata memuaskan dari negara Asia lain, seperti Arab Saudi, Jepang, dan Iran, yang berhasil menang melawan tim yang lebih diunggulkan.

Hal yang ditunjukkan Qatar ini menandakan bahwa duit sejibun tidak menjamin ‘trofi’. Tentu saja untuk menyabet trofi bergengsi sebuah tim harus memiliki pemain yang bagus.

Pemain bagus itu juga dihasilkan dari fondasi yang kuat. Qatar sudah memiliki fondasi tersebut dan kemungkinan butuh waktu untuk bisa membentuk Timnas selevel dengan Jepang, Iran, Arab Saudi, atau Korea Selatan.

Niscaya, permainan Qatar bakal bisa membaik seiring berjalannya waktu dan bisa dianggap sebagai kuda hitam yang bakal meropotkan negara unggulan lainnya ke depan.

Sumber: First Post