Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022: Laga Argentina vs Prancis Diselimuti Konspirasi, Benar Final Sudah Diatur?

Jumat, 16 Desember 2022 14:15 WIB
Penulis: Martini | Editor: Prio Hari Kristanto
© REUTERS/Kai Pfaffenbach - REUTERS/Hannah Mckay
Kompetisi Piala Dunia 2022 yang dihelat di Qatar ramai teori konspirasi di mana pengamat sepak bola, Binder Singh, menyoroti laga Argentina vs Prancis. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach - REUTERS/Hannah Mckay). Copyright: © REUTERS/Kai Pfaffenbach - REUTERS/Hannah Mckay
Kompetisi Piala Dunia 2022 yang dihelat di Qatar ramai teori konspirasi di mana pengamat sepak bola, Binder Singh, menyoroti laga Argentina vs Prancis. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach - REUTERS/Hannah Mckay).

INDOSPORT.COM - Kompetisi Piala Dunia 2022 yang dihelat di Qatar diwarnai teori konspirasi. Pengamat sepak bola, Binder Singh pun menyoroti laga puncak Argentina vs Prancis.

Sebagaimana diketahui, perhelatan Piala Dunia 2022 akan menghadapi laga puncak. Laga final antara Argentina vs Prancis akan dihelat pada Minggu (18/12/22) mendatang.

Namun, jelang laga final, banyak teori konspirasi yang beredar di media sosial. Banyak yang percaya jika sang juara Piala Dunia 2022 sudah ditentukan sejak awal.

Beberapa laga di penyisihan grup, babak gugur, perempat final, hingga semifinal Piala Dunia 2022 juga tidak lepas dari konspirasi.

Hal ini membuat komentator sekaligus pengamat sepak bola, Binder Singh, agak heran karena teori konspirasi ini kian marak, padahal tidak bisa dipercaya kebenarannya.

"Saya agak bingung membaca komentar di sosial media, yang mengindikasikan bahwa Piala Dunia Qatar 2022 ini ada banyak pengaturan," kata Binder Singh di Youtube.

"Mulai pertandingan pertama, Arab Saudi vs Argentina, teori konspirasinya Argentina sengaja mengalah agar mereka dianggap remeh oleh pemain lawan," ungkapnya.

Sebagai komentator, Binder Singh dengan tegas menyatakan ia tidak percaya teori konspirasi. Setiap tim yang kalah memang karena mereka tidak tampil baik di lapangan.

"Kemudian pertandingan Spanyol lawan Jepang, diindikasikan jika Spanyol sengaja mengalah agar mendapatkan lawan yang lebih ringan di babak gugur," jelas Binder.

"Enggak mungkin ada hitungan seperti itu di kubu Spanyol, karena ini Piala Dunia, para pemain membela negara, enggak mungkin mereka istilahnya menjual pertandingan."