Liga Indonesia

Kembali Beraksi, Arek Malang Tuntut Arema FC Mundur dari Kompetisi Liga 1

Minggu, 15 Januari 2023 19:37 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Arek Malang kembali melakukan aksi di depan kantor dan store Arema FC perihal Tragedi Kanjuruhan, dengan salah satu tuntutan adalah dgn mendesak Arema FC utk mundur dari kompetisi Liga 1. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Arek Malang kembali melakukan aksi di depan kantor dan store Arema FC perihal Tragedi Kanjuruhan, dengan salah satu tuntutan adalah dgn mendesak Arema FC utk mundur dari kompetisi Liga 1.

INDOSPORT.COM - Arek-Arek Malang kembali melakukan aksi turun ke jalan dalam menindaklanjuti Tragedi Kanjuruhan yang terjadi Sabtu (01/10/22) silam.

Seratusan orang mengenakan atribut serba hitam melakukan aksinya untuk menyampaikan aspirasi di Kantor Arema FC, kawasan Kota Malang.

Mereka menuding Arema FC maupun badan legalnya, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) seperti tak serius dalam pengusutan tuntas Tragedi Kanjuruhan.

"Sejauh ini, Arema FC selaku klub yang dibanggakan Aremania dalam upaya penyelesaian usut tuntas Tragedi Kanjuruhan hanya dalam tagar dan dilakukan setengah hati," bunyi rilis yang diterima Indosport, Minggu (15/01/23).

Indikasinya, hampir tidak ada aksi nyata dari manajemen klub untuk berjuang bersama Aremania dalam semua aksi turun ke jalan mengejar keadilan.

Perhatian klub hanya tertuju pada upaya pemberian santunan terhadap ratusan korban yang terdampak atas tragedi tersebut.

"Sampai detik ini, PT AABBI atau Arema FC hanya memberikan santunan untuk korban meninggal dunia sebesar Rp 10 juta, luka berat Rp5 juta dan luka ringan Rp2 juta. Seolah tragedi ini tuntas hanya dengan angka nominal rupiah," beber rilis tersebut.

Hal yang menjadi sorotan Arek Malang tentu adalah partisipasi Arema FC di Liga 1, di tengah upaya pengusutan tuntas Tragedi Kanjuruhan masih berjalan.

"Klub seolah tanpa dosa dengan sepenuh hati melanjutkan kompetisi kembali menanggalkan empati seolah tragedi ini tak pernah terjadi. Padahal tangis, luka, darah dan air mata korban serta keluarga sangat jauh dari kata sembuh," tukas mereka.

"Para korban dalam berbagai aspek masih perlu banyak pendampingan seperti advokasi hukum dimana proses keadilan masih jauh dari harapan serta penyembuhan trauma korban sampai hari ini belum banyak tersentuh," tandas Arek Malang.