Liga Italia

Masih Belum Puas Hukum Juventus, FIGC Siap Caplok Lebih dari 20 Poin Liga Italia dari Nyonya Tua!

Jumat, 3 Februari 2023 02:00 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS-Massimo Pinca
Juventus baru saja mendapatkan hukuman pengurangan 15 poin di Liga Italia (Serie A) 2022/2023 namun FIGC punya rencana untuk menjatuhkan sanksi tambahan. REUTERS-Massimo Pinca Copyright: © REUTERS-Massimo Pinca
Juventus baru saja mendapatkan hukuman pengurangan 15 poin di Liga Italia (Serie A) 2022/2023 namun FIGC punya rencana untuk menjatuhkan sanksi tambahan. REUTERS-Massimo Pinca

INDOSPORT.COM - Juventus baru saja mendapatkan hukuman pengurangan 15 poin di Liga Italia (Serie A) 2022/2023 namun FIGC punya rencana untuk menjatuhkan sanksi tambahan.

Federasi sepakbola Italia itu tengah mempersiapkan tuduhan baru yang bisa La Vecchia Signora menerima tambahan penalti tambahan setidaknya 20 poin lagi.

Pada Januari 2023 lalu, FIGC baru memberikan hukuman pemangkasan 15 poin bagi Juventus yang terbukti bersalah dalam tuduhan penggelembungan nilai transfer pemain.

Skandal tersebut kemudian dikenal dengan nama Plusvalenza dan kini sepertinya akan ada huru-hara baru yang bakal semakin menjatuhkan reputasi sekaligus kans berprestasi I Bianconeri.

Lapran dari Corriere dello Sport menyebutkan jika jaksa dari FIGC telah menemukan adanya kemungkinan Juventus tidak transparan dalam pengeluaran mereka selama masa pandemi Covid-19.

Terutama dalam hal gaji pemain dimana nilai yang harusnya dibeberkan pada pijak federasi jauh lebih kecil dari kenyataannya.

Juventus dalam laporan mereka mengklaim jika para penggawanya siap mendapatkan pemotongan upah selama empat bulan demi membantu neraca keuangan klub jadi lebih stabil.

Ketika Covid-19 merebak, klub-klub Liga Italia banyak yang harus melakukan pemangkasan gaji pemain mengingat pemasukan utama dari jalur penjualan tiket stadion harus terhenti namun Juventus menuurt FIGC telah melakukan kebohongan.

Hasil penyadapan dan juga pembongkaran pesan WhatsApp menunjukkan jika para pemain termasuk Matthijs de Ligt dan Mattia De Sciglio tetap menerima pemasukan yang sama tiap pekannya.

Apabila benar berbohong, Juventus berarti telah mengeluarkan uang lebih banyak dari data yang mereka serahkan. Karena bisa melahirkan sistem yang tidak sehat, FIGC bergerak cepat melakukan penyelidikan.