In-depth

Jadi Apa Habis Ketum PSSI? Joko Driyono, Terasing Gara-gara Match Fixing

Selasa, 28 Februari 2023 12:05 WIB
Editor: Juni Adi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Joko Driyono menuju ruang sidang utama untuk mengikuti sidang kasus Pengerusakan Barang Bukti Pengaturan Skor setelah sempat menunggu di gedung sel Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (06/05/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Joko Driyono menuju ruang sidang utama untuk mengikuti sidang kasus Pengerusakan Barang Bukti Pengaturan Skor setelah sempat menunggu di gedung sel Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (06/05/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Joko Driyono menambah catatan daftar ketua umum PSSI yang bermasalah dengan hukum setelah Nurdin Halid.

Kongres Tahunan PSSI tahun 2019 kembali diwarnai dengan drama kontroversial. Saat itu Ketua Umum PSSI terpilih, Edy Rahmayadi, memutuskan untuk mundur.

Bertempat di Nusa Dua, Bali, Edy Rahmayadi mengumumkan keputusan mundur sebagai ketua umum PSSI di depan para pengurus. Ia mengklaim langkah itu diambil demi kepentingan PSSI sendiri.

"Demi PSSI berjalan dan maju, makanya saya nyatakan saya mundur dari Ketum PSSI," ujar Edy Rahmayadi saat itu.

"Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehat walafiat. Saya mundur, karena saya bertanggung jawab," ucapnya menambahkan. 

Sebelum pengunduran diri Edy, PSSI dirundung isu pengaturan skor. Sejumlah pejabat teras PSSI ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus suap pertandingan.

Setelah menyatakan mundur, tampuk kepemimpinan PSSI otomatis beralih ke wakil ketua umumnya agar roda organisasi tetap berjalan semestinya bersama programnya.

Oleh sebab itu nama Joko Driyono naik kepermukaan karena ia menerima mandat menjadi ketua umum PSSI selanjutnya hingga masa jabatan era Edy Rahmayadi selesai yakni 2016-2020.

Setelah rezim Edy berakhir, ketua PSSI yang baru diharapkan merupakan sosok yang mampu menerjemahkan kritik publik menjadi program kerja nyata.

Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro, menyebut pengganti Edy sepatutnya orang yang mampu dan berani mengubah wajah persepakbolaan dalam negeri.

"Dia harus profesional, mengerti serta mencintai sepakbola. Tapi yang terpenting harus berani melakukan terobosan untuk mengubah sistem persepakbolaan Indonesia," ujar Indro.