In-depth

Final Liga Europa dan 4 Alasan Lain Kenapa Mourinho Tak Boleh Lepas dari Genggaman AS Roma

Sabtu, 20 Mei 2023 12:03 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Alberto Lingria
Lorenzo Pellegrini (kiri) berduel dengan Jeremie Frimpong di laga AS Roma vs Bayer Leverkusen (12/05/23). (Foto: REUTERS/Alberto Lingria) Copyright: © REUTERS/Alberto Lingria
Lorenzo Pellegrini (kiri) berduel dengan Jeremie Frimpong di laga AS Roma vs Bayer Leverkusen (12/05/23). (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
3. Paham Kekurangan Tim

Salah satu tanda manajer sepakbola top adalah tahu batasan tim yang ia latih dan tidak memaksakan agar para pemain yang memang serba kurang untuk secara ajaib menjadi hebat.

Itulah yang Jose Mourinho lakukan di AS Roma. Ia tahu hanya dibekali skuad pas-pasan dengan modal perbaikan serba minim namun ia masih bisa memberikan dua final kompetisi Eropa yang mana menyamai rekor klub sebelum kedatangannya.

Para pemain Roma saat ini masih belum punya mental juara namun sedikit demi sedikit Mourinho menanamkannya. Seperti saat menahan imbang Leverkusen di leg kedua semifinal Liga Europa.

Mourinho tahu lawan akan bermain lebih agresif di kandang sendiri dan timnya tidak dianugerahi cukup kualitas untuk meladeni itu. Akhirnya strategi parkir bis yang berisiko pun ia terapkan.

Hasilnya selama 90 menit Roma hanya kebagian 28% penguasaan bola dan hanya menembak sekali berbanding 23 milik Leverkusen. Namun di sisi lain mereka unggul dalam hal duel udara (12:25) dan tekel (11:17) yang menunjukkan jika Mourinho sukses menempa timnya menjadi tim yang gigih dalam mewujudkan misi ke final.

4. Manajer Tajir Trofi

Sevilla yang akan jadi lawan di final Liga Europa nanti boleh menepuk dada jika mereka adalah tim dengan rekor juara terbaik di kompetisi tersebut dengan enam kali final dan enam trofi namun AS Roma masih punya Jose Mourinho.

Mourinho juga punya catatan spesialnya sendiri yakni tidak pernah sekalipun kalah saat mendampingi tim asuhannya ke final ajang Eropa.

Hal itu dibuktikan dengan suksesnya menjuarai dua Liga Champions, dan masing-masing satu Piala UEFA, Liga Europa, serta Liga Konferensi Europa.

Rekor tersebut semakin mengukuhkan jika Mourinho adalah manajer yang dicintai oleh trofi.

Roma bukanlah klub dengan privilege untuk selalu punya bos sekalibernya maka dar itu mempertahankan kerja sama adalah harga mati.