In-depth

Sempat Jadi Anak Hilang, Perjalanan Tak Mudah Zvonimir Boban di AC Milan

Jumat, 1 September 2023 15:12 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© REUTERS/Massimo Pinca
Mantan pemain AC Milan yang kini menjabat chief of football UEFA, Zvonimir Boban (kanan). Foto: REUTERS/Massimo Pinca. Copyright: © REUTERS/Massimo Pinca
Mantan pemain AC Milan yang kini menjabat chief of football UEFA, Zvonimir Boban (kanan). Foto: REUTERS/Massimo Pinca.

INDOSPORT.COM - Selain menjadi chief football officer AC Milan, Zvonimir Boban pernah mengabdi sebagai pemain di klub ini satu dekade lamanya.

AC Milan mendatangkannya dari Dinamo Zagreb pada 1991 dengan kesepakatan transfer yang disebut-sebut bernilai 8 juta euro kala itu.

Meski merapat ke salah satu klub raksasa Liga Italia, Zvonimir Boban tidak lantas meraih kesuksesan yang instan.

Masa-masa awalnya bersama Rossoneri berisikan cobaan berat, yakni harus bersaing ketat dengan trio Belanda yang ada saat itu.

Ya, siapa lagi kalau bukan Frank Rijkaard, Marco van Basten, dan Ruud Gullit. Keberadaan mereka membuat eksistensi Zvonimir Boban terpinggirkan.

Pasalnya, AC Milan dan klub-klub Liga Italia hanya diizinkan punya tiga pemain asing dalam timnya.

Di tengah keberadaan trio Belanda yang legendaris tersebut, Zvonimir Boban yang saat itu berusia 22 tahun juga membutuhkan menit bermain.

Alhasil, ia pun dipinjamkan ke Bari tidak lama setelah direkrut dari Dinamo Zagreb. Di sana, ia bermain selama kurang lebih satu musim.

Penampilan Bari saat itu benar-benar melempem hingga akhirnya mengalami degradasi. Akan tetapi, Zvonimir Boban tidak ikut tenggelam bersama mereka.

Beruntung, ia masih berada dalam radar AC Milan yang terus memantau perkembangannya dari hari ke hari.

Para direktur AC Milan pun sepakat memanggil kembali anak hilang mereka tersebut. Hanya saja, lagi-lagi Zvonimir Boban harus berhadapan dengan pesaingan super ketat di skuad.

Kini bukan hanya trio Belanda, AC Milan sudah memiliki sejumlah pemain baru seperti Dejan Savicevic dan Jean Pierre-Papin.

Meski berada dalam situasi sulit, Zvonimir Boban tetap bertahan dan berusaha beradaptasi cepat dengan tim.

Lumayan, ia mencatatkan 22 penampilan pada musim pertamanya (1992/1993). Selain Serie A, ia juga dipercaya bermain di Liga Champions.

Zvonimir Boban kemudian mencicipi gelar Scudetto pertamanya di bawah masa kepelatihan Fabio Capello pada musim 1992/1993 tersebut.

Sejak saat itu, kariernya di AC Milan mulai membaik dan bahkan menanjak. Rentetan gelar pun mulai diraihnya satu per satu.

Kemenangan Serie A, Liga Champions, Supercoppa Italiana, hingga Piala Super Eropa pun kini sudah ia rasakan.