In-depth

Tertimpa Kesialan demi Kesialan, Statistik Buktikan Chelsea Layak Degradasi

Senin, 25 September 2023 18:45 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Tony Obrien
Chelsea kembali menelan pil pahit usai takluk 0-1 dari Aston Villa di lanjutan Liga Inggris (Premier League) 2023/2024 pada Minggu (24/09/23) malam WIB. (Foto: REUTERS/Tony Obrien) Copyright: © REUTERS/Tony Obrien
Chelsea kembali menelan pil pahit usai takluk 0-1 dari Aston Villa di lanjutan Liga Inggris (Premier League) 2023/2024 pada Minggu (24/09/23) malam WIB. (Foto: REUTERS/Tony Obrien)

INDOSPORT.COM - Chelsea kembali menelan pil pahit usai takluk 0-1 dari Aston Villa di lanjutan Liga Inggris (Premier League) 2023/2024 pada Minggu (24/09/23) malam WIB.

Tampil di hadapan pendukungnya sendiri yang memadati Stamford Bridge, The Blues malah menderita kekalahan ketiganya musim ini dan harus rela duduk di peringkat 14 klasemen sementara dengan lima poin.

Tak ayal gelombang protes pun terdengar semakin keras ke arah mereka dari pihak suporter.

Fans jelas tidak puas karena di dalam beberapa bursa transfer terakhir mereka sudah jor-joran membeli pemain namun performa tidak kunjung naik.

Sudah lebih dari 1 milyar Poundsterling sudah dikeluarkan untuk belanja sejak kedatangan owner baru, Todd Boehly, tapi seakan semuanya sia-sia.

Mauricio Pochettino juga sudah merupakan manajer tetap ketiga yang dipekerjakan oleh Chelsea dalam dua musim terakhir dan membuat situasi mereka tampak terlihat kacau.

Adaptasi memang perlu dilewati saat proyek baru dijalankan namun Chelsea sudah berada di taraf kelewatan.

Statistik mencatat jika dari 38 pertandingan terakhir di Liga Inggris hanya ada enam yang bisa mereka menangkan.

Sebagai informasi, enam adalah jumlah kemenangan yang didapatkan oleh Southampton musim lalu. Anda semua tahu bagaimana nasib The Saints di 2022/2023 bukan? Betul, terdegradasi sebagai juru kunci.

Klub dengan pengeluara sebesar Chelsea sama sekali tidak pantas untuk memiliki rekor seperti itu.

Terutama setelah di 2022/2023 mereka menjalani kampanye terburuk dengan finis di peringkat 12 plus selisih gol -9. Belum pernah sebelumnya London Biru sehina ini sejak era Premier League dimulai pada 1992 silam.

Tampak jelas Pochettino kesulitan untuk sekedari menentukan skema terbaik untuk Chelsea. Cedera memang mengganggu namun tidak ada alasan bagi mereka untuk mengeluh usai belanja sedemikian rakus.