Harumkan Nama Indonesia di Amerika, Atlet Sepeda Dzaki Wardana Banjir Apresiasi

Kamis, 13 Juli 2023 21:19 WIB
Penulis: Ammara Marthiara | Editor: Indra Citra Sena
© Megapro
Atlet sepeda Dzaki Wardana berprestasi di Amerika Serikat. Copyright: © Megapro
Atlet sepeda Dzaki Wardana berprestasi di Amerika Serikat.

INDOSPORT.COM - Kabar gembira datang dari dunia balap sepeda Tanah Air. Pesepeda Indonesia Dzaki Wardana sukses menaklukkan lomba balap sepeda jarak jauh bergengsi (ultra distance cycling race) Trans AM Bike Race 2023 di Amerika Serikat (AS). 

Dzaki Wardana berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan finis di urutan kelima dalam perlombaan di Yorktown, Virginia, pada Minggu (25/6/23) pukul 03.00 dini hari waktu setempat. 

Cyclist asal Tangerang ini melahap habis rute sepanjang 6.720 kilometer yang membelah Amerika Serikat dari ujung barat (Astoria, Oregon) hingga ke ujung timur (Yorktown, Virginia). 

Seluruhnya dituntaskan Dzaki dalam waktu tak kurang dari 20 hari, 18 jam, 15 menit. Selain finish di urutan lima, keberhasilan ini juga menempatkan Dzaki sebagai satu-satunya pesepeda asal Indonesia dan Asia Tenggara yang sukses finis di Trans AM Bike Race 2023. 

Dzaki Wardana mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas prestasi yang didapatnya setelah sukses menuntaskan misi di Trans AM Bike Race 2023. Ia menyebut torehannya di ajang tersebut melampaui target dan ekspektasi di awal ketika memulai lomba. 

“Saya sangat bersyukur dan bahagia sekali ya. Awalnya saya tidak mau berpikir bahwa ini adalah kompetisi. Yang saya tanamkan adalah saya harus finish dulu dan tidak mau target spesifik posisi berapa," ungkap Dzaki. 

"Saya rencana main aman saja. Karena tantangannya banyak sekali, terutama faktor cuaca yang tidak bersahabat, dingin sekali. Kita orang Indonesia tidak terbiasa dengan iklim di sini,” cetusnya. 

Dzaki menjelaskan, faktor kemampuan beradaptasi memiliki peranan penting dalam menaklukkan Trans AM Bike Race. Ia mengatakan, di awal race fisiknya sempat agak syok lantaran iklim yang tidak bersahabat. 

Suhu udara sangat dingin, bahkan di beberapa negara bagian pada malam hari suhu bisa anjlok di bawah 12 derajat celcius. Meski begitu, ia berusaha konsisten menyelesaikan target sekitar 250 kilometer per harinya. 

“Yang tadinya target 250-300 kilometer per hari, badan makin adaptasi dan makin enak ritmenya. Sehingga bisa naik terus targetnya, enggak sengaja. Maka posisinya yang tadinya di 20 bisa maju ke 14, lalu maju ke 11, kemudian masuk 10 besar, sampai akhirnya bisa finis di posisi kelima,” terang Dzaki.