Evander Holyfield, Lahir dari Ancaman Perang Nuklir Hingga Jadi Legenda Tinju

Rabu, 19 Oktober 2016 20:47 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Joko Sedayu
 Copyright:
Kenangan Pahit Olimpiade

Nama Evander sebagai seorang petinju pertama kali dikenal kala ia mewakili Amerika Serikat pada Olimpiade 1984 di Los Angeles.

Ia menjadi sorotan lantaran ketika itu Evander merupakan petinju light heavyweight tak bernama, ditambah usianya yang masih 20 tahun. Sejumlah pihak pun meragukan dirinya dapat tampil lama di ajang multi-event empat tahunan itu.

Namun, seolah ingin membungkam komentar miring, Evander tampil seperti binatang buas pada pertandingan pertamanya. Petinju asal Ghana, Taju Akay ia singkirkan lewat technical knockout atau biasa disingkat TKO, setelah Evander mampu menjatuhkannya sebanyak tiga kali.

Tidak berhenti di situ, pada pertandingan kedua, Evander kembali sukses menumbangkan lawannya, Ismail Salman dari Irak lewat dua ronde. Kemenangan itu pun membuatnya bertemu dengan wakil Kenya, Sylvanus Okello, yang ia buat knockout (KO) di ronde pertama.

Pada babak semifinal, Evander bertemu dengan wakil Selandia Baru, Kevin Barry. Pertarungan keduanya pun berlangsung sengit dengan aksi saling pukul.

Akan tetapi, enam detik sebelum berakhirnya ronde kedua, sebuah insiden terjadi. Kala itu, Evander tengah melayangkan pukulan bertubi-tubi yang membuat Barry terjatuh ke lantai.

Namun, secara mengejutkan, wasit pertandigan, Gligorije Novicic mengeluarkan keputusan yang tidak hanya menggetarkan Evander, namun juga seluruh warga Amerika Serikat.

Evander didiskualifikasi dari pertandingan karena dinilai tetap memukul lawannya, meski bel tanda berakhirnya ronde telah dibunyikan. Harapan Evander untuk mempersembahkan medali emas bagi negaranya pun pupus.

Ketika upacara penyerahan medali, sebuah aksi mengharukan terjadi. Petinju asal Yugoslavia, Anton Josipovic yang meraih medali emas, mengajak Evander untuk berdiri bersama dirinya di podium teratas, sebagai bentuk penghargaan.

Sejak saat itu, nama Evander pun mulai dikenal banyak orang, terlepas dari kenyataan bahwa dirinya gagal meraih medali emas Olimpiade.

167