Lebih Dekat Yuli Wulandari, Wasit Wanita Pertama di IBL Indonesia

Minggu, 31 Januari 2016 05:49 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Charles Emanuel Dominggus
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
 Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Karier Wasit

INDOSPORT : Sudah berapa lama kamu di dunia wasit?

Yuli : Ini tahun keempat saya di kompetisi tertinggi, basket.

INDOSPORT : Bagaimana perasaanya hingga sejauh ini?

Yuli : Saya menikmati karena ini liga basket tertinggi di Indonesia dan semua wasit juga pasti menginginkan untuk berada di sini.

INDOPSPORT : Awal mula menjadi wasit?

Yuli : Awalnya saya pimpin laga-laga kecil di daerah, pernah buat salah dan dimarah-marahin.

INDOSPORT : Selanjutnya?

Yuli : Dari situ saya terlecut untuk belajar, bagaimana sih cara pimpin pertandingan yang baik, dan saya bertekad untuk bisa menjadi wasit profesional.

INDOPSPORT : Bagaimana dengan karier profesional wasit?

Yuli : Lisensi C saya raih di tahun 2006, kemudian lisensi B1 di tahun 2010. Hingga lisensi A pada 2013. Saya kemudian dipercaya untuk memimpin liga basket perempuan (Speedy WNBL Indonesia).

INDOSPORT : Ceritakan sedikit lebih banyak pengalaman hingga sampai saat ini?

Yuli : Pada 2013 lalu dipilih mengikuti Sports Visitor Program yang diselenggarakan US Department of State. Berkat rekomendasi dari PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia selaku pengelola NBL dan WNBL Indonesia, saya mendapat kesempatan menimba ilmu tentang olahraga selama dua pekan di Washington DC dan Philadelphia, Amerika Serikat, pada 14-28 Maret 2013.

INDOSPORT : Apa yang dilakukan saat berada disana?

Yuli : Selama di Amerika, saya belajar banyak hal. Saya bersyukur bisa bertemu dan saling sharing salah satu wasit wanita yang memimpin laga NCAA (National Collegiate Athletic Association). Bagi mereka, gender bukanlah halangan untuk maju.

INDOSPORT : Apa mereka tahu kamu adalah satu-satunya wasit wanita di liga basket Indonesia?

Yuli : Saya diberi kesempatan untuk bermain dengan para difabel, dan seusai pertandingan wasit yang memimpin laga mengobrol dengan saya. Saat tahu saya menjadi wasit wanita di Indonesia, dia kagum dan langsung memberi saya hadiah buku peraturan dan peluit.