Demi Lahirkan Atlet Basket Nasional, DBL Tak Segan Larang Pemain 'Bermasalah'

Minggu, 21 Oktober 2018 17:41 WIB
Editor: Yohanes Ishak
© DBL Indonesia.com
Logo DBL. Copyright: © DBL Indonesia.com
Logo DBL.

INDOSPORT.COM ­– Demi mendukung konsep student athletes yang diusung oleh kompetisi olahraga basket antar Sekolah Menengah Atas (SMA) bergengsi Developmental Basketball League (DBL). Pihak penyelenggara pun membuat sebuah aturan khusus bagi para perserta, baik itu pemain ataupun sekolah.

Menurut Senior Manager Communication DBL Indonesia, Rocky Maghbal, setiap pemain yang berpartisipasi di DBL wajib memiliki nilai rapor yang bagus

Artinya, para pelajar yang ingin ikut serta, diwajibkan untuk naik kelas, bila pernah tidak naik kelas, maka hal tersebut bisa menghalangi keinginan sang pemain untuk mencicipi kompetisi bergengsi basket antar SMA ini.

“Jadi mereka yang ikut bermain, persyaratannya memang wajib punya nilai yang tidak dibawah standar. Itu yang pertama, apalagi kalau dia (pemain) tidak sampai naik kelas. Itu gabisa ikut,” tutur Rocky kepada INDOSPORT.

Untuk pemain yang memutuskan untuk pindah sekolah, larangan ini pun juga berlaku untuk mereka. Rocky menjelaskan, hal tersebut termasuk salah satu penghalang untuk setiap pelajar di Indonesia yang ingin bermain di DBL.

Maka dari itu, DBL menerapkan sistem yang ketat untuk menyeleksi para pemain yang akan berpartisipasi setiap tahunnya. Untuk pihak sekolah sendiri, diharapkan untuk melampirkan beberapa data-data asli mengenai pemain yang akan bertanding saat ingin mendaftar.

© DBL Indonesia.com
Salah satu metode pelatihan yang dicanangkan di DBL Indonesia. Copyright: DBL Indonesia.comSalah satu metode pelatihan yang dicanangkan di DBL Indonesia.

“Yang mungkin berniat jadi kutu loncat, tahun ini di sekolah ini, tahun berikutnya pindahan, itu juga tidak diperbolehkan. Mekanisme kontrol kita cukup ketat. Jadi mereka kita minta untuk menyiapkan data-data asli, maupun copy-nya, itu kita verifikasi,” lanjutnya

Bila terjadi kecurangan, DBL pun tak segan memberikan sanksi-sanksi yang sekiranya cukup menyentil para pemain ataupun pihak sekolah. Larangan bermain selama bertahun-tahun untuk pemain atau sekolah sudah disiapkan DBL.

“Dan, apabila terjadi kecurangan, sanksi kita cukup tegas juga. Pertama bukan hanya si pelaku, anak atau pelatih misalkan, tapi sekolah tersebut bisa kita ban (larang) dari keikusertaan di DBL. Jadi bisa tiga tahun, lima tahun gaboleh ikut,” lanjut Rocky

Menurut Rocky, mereka memberlakukan peraturan ini, demi mendukung konsep student athletes yang mereka usung. Hal tersebut, sekaligus mempertegas bahwa itu bukanlah sekedar tema ataupun slogan yang digunakan DBL untuk menarik perhatian.

“Sejak awal DBL ini diputar, kita sangat concern pada konsep student athletes. Jadi memang ini bukan hanya sekedar tema atau tagline, tapi ini benar-benar diimplentasikan.”

Ikuti terus berita basket di INDOSPORT.COM

Penulis: Ridi F Khan