Jakarta Swift Wheelchair Basketball, Harapan Indonesia untuk Cabor Basket Kursi Roda

Selasa, 13 Agustus 2019 21:15 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Donald Santoso bersama para anggota Jakarta Swift Wheelchair Basketball. Copyright: © Shintya Anya Maharani/INDOSPORT
Donald Santoso bersama para anggota Jakarta Swift Wheelchair Basketball.

INDOSPORT.COM - Meski Asian Para Games telah berakhir, namun ternyata masih ada jejak-jejaknya yang belum terhapus bahkan terus berkembang dan semakin besar, Jakarta Swift Wheelchair Basketball merupakan salah satu contohnya.

Diinisiasi oleh pebasket kursi roda nasional Donald Santoso yang juga bertugas menjadi kapten timnas basket kursi roda saat Asian Para Games 2018, komunitas ini semakin dikenal dan berkembang setiap harinya. Tercatat, komunitas ini sudah mempunyai sekitar 35 atlet basket kursi roda.

Tampil di partai final Liga Mahasiswa (LIMA), INDOSPORT pun berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu anggota Jakarta Swift Wheelchair Basketball, Nadhifa Ramadhani.

“Jadi Jakarta Swiftball Wheelchair Basketball ini merupakan komunitas olahraga basket, khususnya untuk disabilitas. Tetapi untuk main dan latihan itu tidak hanya untuk teman-teman disabilitas ya, tetapi bebas dibuka untuk siapapun tidak ada persyaratan tinggal datang saja,” jelas Nadhifa kepada INDOSPORT, Senin (12/08/19).

“Cabor Basket Kursi Roda sendiri kan dibuat untuk persiapan Asian Para Games, nah setelah itu dipikir harus ada kelanjutannya dan untuk regenerasinya juga. Dari sana, barulah dibangun Jakarta Swift Basketball ini,” imbuhnya.

Untuk jadwal latihan, yakni setiap Sabtu di GOR Cempaka Putih dan Minggu (Orion Sport Center). Terbuka untuk umum, namun jika ingin mendaftar sebagai anggota dikenakan biaya administrasi sebesar 100 ribu rupiah.

“Tetapi nggak usah khawatir untuk yang merasa enggak ada biaya, datang aja dulu masalah biaya sih bisa dibicarakan atau negosiasilah, dan masalah alat juga tenang saja karena semua atlet disini juga nggak punya dan memang sudah disediakan oleh komunitas,” ujar Nadhifa.

Dilansir dari web resmi Kemenpora, sejarah komunitas ini dimulai dari rasa cinta Donald terhadap basket yang begitu besar. Sedari kecil, basket telah menjadi hobinya. Namun, ketika menginjak usia 17 tahun, lutut Donald divonis menderita cedera ligamen. Memang tidak lumpuh total, tetapi ia tidak bisa bermain basket seperti biasanya.

Berangkat dari pengalaman tersebut, ia mengalami proses yang begitu panjang untuk menemukan jalannya di basket kursi roda sampai ia dipercaya bermain di salah satu tim basket kursi roda Amerika Serikat, Phoenix Suns, dan kariernya bersinar di sana.

Tahun 2017 Donald kembali ke Indonesia, dan ia mulai menyadari bahwa basket kursi roda masih sangat minim peminat dari negara-negara lain. 

Donald pun akhirnya menyampaikan niatnya untuk membangun basket kursi roda di Indonesia kepada National Paralympic Commitee (NPC), lalu terbentuklah Timnas Basket Kursi Roda Indonesia yang menjadi cikal bakal dari Jakarta Swift Wheerchair Basketball.