Belajar dari China di FIBA World Cup 2019, Tuan Rumah Tak Harus Selalu Juara

Jumat, 6 September 2019 13:31 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© nz.basketball
Trofi FIBA World Cup 2019. Copyright: © nz.basketball
Trofi FIBA World Cup 2019.

INDOSPORT.COM - Tuan rumah China tak mampu banyak berprestasi di FIBA World Cup 2019. Pada hakikatnya, tuan rumah tak harus selalu juara. 

Bercermin pada hal itu, Timnas Sepak Bola Indonesia juga baru saja menelan kekalahan dari Malaysia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Timnas Indonesia kalah dengan skor 2-3 meski bertindak sebagai tuan rumah. 

Selain menderita kekalahan, wajah Indonesia sebagai tuan rumah juga sedikit ternoda dengan insiden pelemparan yang dilakukan oleh oknum suporter. 

Padahal, Indonesia sedang berkampanye untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Menjadi tuan rumah adalah salah satu cara yang bisa dilakukan sebuah negara untuk meraih prestasi di Piala Dunia. 

Tetapi, apakah setiap tuan rumah harus menjadi juara Piala Dunia di negeri sendiri? 

Jawabannya bisa iya bisa tidak, tergantung sudut pandang yang diambil dan contoh nyata yang pernah terjadi. Untuk kali ini, kita mengambil sudut pandang dari China sebagai tuan rumah FIBA World Cup 2019. 

Persiapan dan Penyelenggaraan yang Maksimal 

China sebagai tuan rumah FIBA World Cup 2019 atau Piala Dunia FIBA 2019, melakukan persiapan dengan maksimal. Sebanyak 8 venue di 8 kota disiapkan China untuk FIBA World Cup 2019. 

Mulai dari Guangzhou Gymnasium yang berkapasitas 11.609 penonton, hingga Nanjing Youth Olympic Sports Park Gymnasium yang berkapasitas 19.614 penonton. 

Venue-venue yang sangat mumpuni untuk menggelar pertandingan basket skala Piala Dunia. 

Selain venue, persiapan maksimal juga dilakukan untuk opening ceremony atau upacara pembukaan. Opening Ceremony digelar dengan sangat meriah di Beijing National Aquatics Centre. 

Opening ceremony dibuka dengan kedatangan Presiden China, Xi Jinping, serta Presiden FIBA Horacio Muratore, dan juga Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. 

Setelah itu, 32 peserta FIBA World Cup 2019 diperkenalkan satu per satu. Opening ceremony juga dimeriahkan oleh aktor terkenal asal China, Jackie Chan. 

Tak ketinggalan, legenda NBA dan Timnas China, Yao Ming yang membawa trofi Naismith yang akan diperebutkan oleh 32 negara termasuk China.

Asa Sempat Tinggi 

Sebagai tuan rumah event besar seperti Piala Dunia, pasti tujuannya adalah meraih prestasi yang setinggi-tingginya. China pun sempat dibayangi asa yang tinggi di FIBA World Cup 2019. 

Yang pertama adalah faktor tuan rumah dan dukungan penonton. Yang kedua adalah, China merupakan peraih medali emas Asian Games 2018 di cabor basket. 

Di babak pertama penyisihan grup, China juga sempat diliputi euforia yang tinggi setelah menang 70-55 atas Pantai Gading. Pada pertandingan kedua China juga kalah tipis 76-79 setelah melewati babak overtime melawan Polandia. 

Pada pertandingan ke-3, China berpeluang menjadi satu-satunya negara Asia yang bisa lolos ke babak kedua. Namun, nasib berkata lain, China kalah 59-72 dari Venezuela dan gagal lolos ke babak kedua. 

Tuan Rumah yang Baik

Setelah gagal lolos ke babak berikutnya, apakah China kemudian mengurangi effort mereka sebagai tuan rumah? Tentu tidak, China tetap berusaha sebaik mungkin agar pelaksanaan FIBA World Cup 2019 berjalan lancar. 

Karena salah satu aspek sebagai tuan rumah yang baik adalah sukses penyelenggaraan dan memberikan kesan yang baik bagi negara peserta yang lain. 

Menjadi tuan rumah Piala Dunia tak selalu harus menjadi juara dunia. Brasil contohnya, sudah 2 kali menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA, namun selalu gagal juara di negeri sendiri. 

Begitu juga dengan Spanyol yang 2 kali menjadi tuan rumah FIBA World Cup namun gagal berprestasi. China menjadi contoh bagaimana menjadi tuan rumah yang baik meski gagal berprestasi. 

Indonesia kedepannya tentu harus mencontoh hal tersebut, menjadi tuan rumah tak harus menjadi juara, meskipun kekecewaan tentu akan ada. 

Tetapi kesan sebagai tuan rumah yang baik di pertandingan olahraga, bisa saja lebih penting dari sebuah gelar juara.