Peristiwa Masa Lampau

Olympic Black Power Salute: Saat Olimpiade Jadi Panggung Perjuangan Ras

Rabu, 16 November 2016 14:18 WIB
Editor: Dery Adhitya Putra
 Copyright:
Gerakan Hak Sipil Kaum African-American

Sebelum terjadinya Perang Sipil di Amerika Serikat pada 1861 hingga 1865, orang-orang kulit hitam benar-benar diperlakukan bagaikan manusia kelas dua di Amerika.

Berdasarkan data Wikipedia, hampir empat juta orang kulit hitam dianggap sebagai budak di bagian selatan Negeri Paman Sam. Diskriminasi tidak berhenti sampai di situ. Karena hanya dianggap budak, orang-orang berkulit hitam juga tidak mendapat hak untuk menyumbangkan suara mereka dalam pemilihan umum dan tidak diperbolehkan mendapatkan kewarganegaraan Amerika Serikat.

Usai perang sipil yang disebut menelan korban kurang lebih 750 ribu jiwa- jumlah yang lebih besar dibandingkan total tentara Amerika yang gugur pada Perang Dunia pertama dan kedua, tersebut, barulah masyarakat kulit hitam lepas dari perbudakan, bisa menjadi warga negara Amerika Serikat, dan ikut berpartisipasi dalam pemilu berkat diputuskannya amandemen ke-13, 14, dan 15.

Gerakan sipil yang pertama yang berlangsung selama 30 tahun, mulai 1865 hingga 1895, tersebut berlanjut pada pertengahan abad ke-20. Perjuangan kali ini diawali oleh tuntutan yang dilayangkan National Association for the Advancement of Colored People (NAACP)-sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1901 untuk melawan diskriminasi ras melalui proses hukum, pendidikan, dan lobi politik, kepada Pemerintah Kota Virginia.

Aksi tersebut, yang berlangsung pada 1954, dilakukan oleh NAACP setelah melihat bagaimana buruknya kondisi bangunan sekolah untuk masyarakat kulit hitam. Perlawanan yang dilakukan NAACP atas supremasi masyarakat kulit putih menginspirasi pergerakan kaum kulit berwarna di berbagai wilayah Amerika, seperti Tennessee, Arkansas, dan texas.

Perjuangan yang dilakukan kaum African-American selama lebih dari satu dekade, mulai 1954 hingga 1968, itu melahirkan beberapa tokoh penting yang perjuangannya patut diingat, seperti Imamu Amiri Baraka (LeRoi Jones), Malcolm X, dan Martin Luther King Jr. Nama-nama tersebut dianggap punya peran penting hingga masyarakat kulit berwarna bisa hidup setara dengan warga kulit putih di Amerika Serikat hingga saat ini.

111