In-depth

Jejak Kiprah Timnas Indonesia di Olimpiade: Pernah Bikin Lev Yashin Frustrasi

Senin, 19 Juli 2021 17:05 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Wikipedia
Pesepak bola Indonesia, Ramang. Copyright: © Wikipedia
Pesepak bola Indonesia, Ramang.
Bikin Repot Uni Soviet

Timnas Uni Soviet di dekade 50-an dikenal sebagai salah satu kekuatan sepak bola dunia. Pada Olimpiade 1956 mereka tampil diperkuat oleh pemain-pemain kelas dunia seperti Igor Netto, Valentin Ivanov, sampai kiper legendaris dunia, Lev Yashin.

Di putaran pertama, Uni Soviet bahkan sudah menumbangkan Jerman Barat dengan skor 2-1. Kemenangan ini mengantar mereka pada perjumpaan melawan Indonesia.

Beruntungnya, di masa itu Timnas Indonesia juga tengah bagus-bagusnya. Di tim merah putih saat itu ada nama-nama pemain legenda seperti Tan Liong Houw, Maulwi Saelan, sampai Andi Ramang.

Para pemain bintang nasional tersebut diasuh oleh pelatih Toni Pogacnik. Dua tahun sebelumnya di ajang Asian Games 1954, Timnas Indonesia baru merebut medali perunggu di ajang Asian Games. Mereka berhasil menggulung Jepang 5-3 dan India 4-0.

Duel antara Uni Soviet menghadapi Indonesia di perempatfinal Olimpiade berlangsung pada 29 November 1956 di Stadion Olympic Park, Melbourne, dengan dihadiri lebih dari 3 ribu pentonton.

Berpredikat sebagai raksasa dunia, Uni Soviet, jelas diunggulkan melawan Indonesia. Banyak pihak yang menganggap Lev Yashin dkk tak akan kerepotan menghadapi Ramang dkk.

Namun kenyataannya berbeda. Pada pertandingan pertama, Uni Soviet dibuat frustrasi oleh anak-anak Merah Putih.

Pelatih Toni Pogacnik menurunkan pertahanan berlapis untuk menahan gempuran Uni Soviet. Mereka betul-betul membuat Uni Soviet kesulitan mencetak gol meskipun secara penguasaan bola dominan.

Akhirnya, skor 0-0 pun mampu dipaksakan oleh Timnas Indonesia atas uni Soviet sampai ke masa perpanjangan waktu. Sayangnya, ketika itu babak adu penalti belum dipakai.

Alhasil, keduanya harus melalui partai ulangan. Dalam partai ulangan, magis Timnas Indonesia memudar. Mungkin karena pelatih Uni Soviet sudah menemukan strategi yang tepat untuk membongkar pertahanan Indonesia.

Pada laga ulangan, Timnas Garuda dicukur 4-0 oleh Uni Soviet. Menariknya, dalam laga ulangan tersebut, jumlah penonton melonjak menjadi dua kali lipat. Di akhir kejuaraan, Uni Soviet berhasil menjadi pemenang dan merebut medali emas.

Bagi Indonesia, meskipun mereka kalah di laga ulangan, namun perjuangan anak asuh Toni Pogacnik mengundang decak kagum dari banyak pihak. Salah satunya adalah FIFA.

Dalam ulasannya, FIFA kala itu menyebut bahwa Uni Soviet hampir tidak bisa merobohkan ketangguhan skuad Tanah Air.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, peristiwa di Olimpiade 1956 pun terus dikenang dan menjadi salah satu tinta emas dalam sepak bola Indonesia. Selain menjadi Olimpiade satu-satunya, Indonesia juga mampu membuat Lev Yashin dkk frustrasi.