In-depth

Boikot Indonesia terhadap Israel di Olahraga, Bagaimana di Piala Dunia U-20 2023 Nanti?

Minggu, 26 Juni 2022 14:12 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Israel Travel Secrets
Ilustrasi Bendera Israel Copyright: © Israel Travel Secrets
Ilustrasi Bendera Israel
Penolakan dan Aksi Boikot Indonesia kepada Israel

Bukan lagi rahasia Indonesia memiliki stigma negatif mengenai apapun yang berbau Israel. Urusan politik yang memisahkan keduanya ini merembet ke berbagai bidang, termasuk olahraga.

Di kancah olahraga, sentimen Indonesia terhadap Israel pernah ditunjukkan secara gamblang. Salah satunya pada ajang sepak bola.

Mundur ke awal-awal tahun kemerdekaan, Indonesia atas perintah Presiden pertama, Ir. Soekarno, pernah menolak bertanding dengan Israel di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1958 Swedia.

Atas perintah Ir. Soekarno, Indonesia memilih mundur. Dilansir dari laman Historia, kala itu penjaga gawang Timnas Indonesia, Maulwi Saelan menyebut jika tetap tampil, maka sama saja Indonesia mengakui Israel.

Di tahun-tahun tersebut, Ir. Soekarno begitu getol mendengungkan kampanye anti-kolonialismen dan imperialisme.

Sehingga, apa yang diperbuat Israel terhadap Palestina membuat negara-negara Arab dan negara pendukung seperti Indonesia benar-benar menolak negara mungil di timur Laut Mediterania itu.

Tak hanya di sepak bola, aksi boikot Indonesia terhadap Israel juga berlangsung di ajang Multi-Event sekelas Asian Games pada tahun 1962.

Saat itu Israel masih terhitung sebagai kawasan Asia di kancah olahraga. Karenanya, mereka pun berpartisipasi di ajang Asian Games.

Namun, partisipasi Israel ini mendapat penolakan dari Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games edisi ke-4 pada tahun 1962.

Indonesia menolak memberikan visa kepada kontingen Israel, sehingga membuat Indonesia dikenai skorsing oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pasca gelaran Asian Games 1962.

Padahal sebelumnya, Israel bisa berpartisipasi di Asian Games edisi ke-2 di Manila pada 1954, dan edisi ke-3 di Tokyo pada 1958.

Penolakan pun berlanjut di era 2000 an, tepatnya pada Piala Fed 2006 yang berlangsung di Israel. Semula, kontingen Indonesia diperbolehkan berangkat.

Namun Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada saat itu, Hassan Wirajuda kembali mempertimbangkan izin untuk para atlet tenis yang akan berlaga.

Alhasil, Indonesia batal tampil di Piala FED 2006 dan mendapat denda Rp268 juta serta didepak dari federasi tenis internasional (ITF).