In-depth

Fabio Quartararo, Replika Marquez 'Pembunuh' Masa Depan Rossi di MotoGP 2019?

Minggu, 14 Juli 2019 14:49 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© motogp.com
Pembalap muda asal Prancis, Fabio Quartararo yang akan memperkuat Yamaha Petronas SRT. Copyright: © motogp.com
Pembalap muda asal Prancis, Fabio Quartararo yang akan memperkuat Yamaha Petronas SRT.

INDOSPORT.COM - Marc Marquez seakan harus rela membagi sorotan publik serta media saat menduduki podium juara dalam MotoGP 2019 seri Spanyol pada Minggu (16/06/19) lalu.

Bagaimana tidak, podium kedua secara mengejutkan dihuni oleh pemuda berusia 20 tahun 57 hari, yang baru saja menjalani debutnya di ajang balap motor nomor wahid MotoGP musim ini.

Sebelum mengakhiri balap di posisi runner up, dirinya juga telah mengejutkan publik pecinta balap lewat raihan pole positionnya dalam kualifikasi MotoGP Spanyol.

Aksinya itu memecahkan rekor sebagi pole sitter termuda sepanjang sejarah MotoGP. Sebuah rekor yang selama ini masih digenggam oleh Marquez saat berusia 20 tahun 62 hari di MotoGP Amerika Serikat 2013 lalu.

Dia adalah Fabio Quartararo, yang juga kembali mengulang raihan gemilang di seri GP Belanda, dimana dirinya berhasil merebut podium ketiga, mengungguli pembalap Ducati, Andrea Dovizioso.

Marquez harus mulai waspada meski dirinya masih duduk manis di puncak klasemen. Dalam GP Catalunya dan GP Jerman, Spaniard itu hanya terpaut satu posisi dari Quartararo.

Namun jika ditilik kembali menjelang tengah musim, Quartararo sebenarnya lebih menjadi ancaman nyata bagi Valentino Rossi ketimbang Marquez.

Lantas siapa sebenarnya Quartararo? Seberbahaya apa dirinya di lintasan balap, hingga digadang-gadang sebagai replika Marquez dan bakal mimpi buruk masa depan Rossi di MotoGP?

Perjalanan Terjal Bocah Prancis Ajaib ke MotoGP

Quartararo harus melalui jalan yang cukup terjal untuk berada dalam lintasan yang sama dengan deretan pembalap kawakan lainnya di MotoGP musim ini.

Bersama dengan tim Honda, remaja kelahiran Nice, Prancis tersebut mengakhiri debut pertamanya di ajang balap Grand PrixMoto3 dengan raihan cukup gemilang. Ia mengumpulkan 92 poin, dan mengkahiri musim 2015 di posisi kesepuluh.

Pada kelas yang sama, ia mencoba peruntungan bersama dengan tim KTM di musim 2016. Bukannya raihan gemilang yang diraih, Quartararo justru merosot ke posisi ke-13 di klasemen akhir musim itu.

Tak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, Quartararo pun naik ke kelas Moto2 dengan tim pertamanya, Kalex. Pada musim pertama, dirinya belum mampu mencatat raihan yang cukup baik.

Pembalap yang berhasil menyabet enam gelar juara Spanyol, termasuk di ajang CEV Moto3 tersebut pun nekat pindah ke tim Speed Up musim 2018.

Pada musim inilah, kegigihan Quartararo akhirnya membuahkan hasil. Ia mengakhiri karirnya di Moto2 musim lalu dengan mengumpulkan 128 poin dan mengunci posisi kesepuluh di daftar klasemen akhir.

Tim Yamaha Petronas SRT di kelas MotoGP pun menaruh hati pada raihan Quartararo. Gayung bersambut, tim satelit itu pun membuka gerbang bagi bocah ajaib Prancis itu berada dalam satu tim yang sama dengan salah satu murid Rossi di VR46 Academy, Franco Morbidelli.