Formula 1

Pernah jadi Korban Rasisme dan Bully di Sekolah, Curhat Miris Bintang F1 Lewis Hamilton

Rabu, 25 Januari 2023 14:35 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Prio Hari Kristanto
© REUTERS/Jerome Miron
Lewis Hamilton memilip balap Formula 1 sebagai salah satu hal yang bisa menyalurkan emosinya secara positif. Copyright: © REUTERS/Jerome Miron
Lewis Hamilton memilip balap Formula 1 sebagai salah satu hal yang bisa menyalurkan emosinya secara positif.
Balapan Jadi Pelampisan Emosi

Dengan segala macam perundungan dan rasisme yang diterimanya di sekolah, tidak ada yang mengetahui apa yang dirasakan Lewis Hamilton.

“Ada banyak hal yang saya pendam. Saya tidak bisa memberi tahu orang tua saya bahwa saya diintimidasi, dipukuli di sekolah hari ini, dan tidak bisa membela diri,” ucap Lewis Hamilton masih dalam podcast On Purpose.

“Saya tidak ingin ayah saya berpikir saya tidak kuat. Jadi, saya akan menahannnya ketika saya ingin menangis,” sambung pembalap Formula 1 (F1) yang memperkuat tim Mercedes itu.

Singkat cerita, Lewis Hamilton memilih balap Formula 1 sebagai salah satu hal yang bisa menyalurkan emosinya karena perundungan. Bisa menyalurkan emosi secara positif, hal itu yang menjadi awal mula karier emasnya di dunia balap F1.

“Barulah setelah saya mulai balapan, saya dapat menyalurkan emosi yang saya miliki ini ke dalam balapan saya,” kata Lewis Hamilton.

Beragam upaya kebangkitan yang dilakukan, membuat Lewis Hamilton memiliki beragam prestasi tak terhitung di dunia balap Formula 1.

Sebagaimana melansir laman Antara,  Lewis Hamilton adalah pemegang rekor F1 dengan 103 kemenangan Grand Prix dan 103 pole position.

Lewis Hamilton pada usianya yang ke-38 tahun diprediksi bakal menyalip rekor-rekor yang dimiliki oleh bintang F1 Michael Schumacher.

Peluang itu pun sangat terbuka lebar apalagi dia ingin bangkit usai apes pada Formula 1 (F1) musim 2022 yang gagal meraih satu pole pun dan hanya mampu meraih sembilan podium tanpa satu kemenangan.

Dari luar lintasannya bersama tim Mercedes, Lewis Hamilton memang aktif berkampanye untuk melawan rasisme dan mendesak orang lain untuk berbicara lebih banyak terkait isu tersebut.

Sumber: Sports Illustrated