Dipuji BWF, Istora Senayan Masih Perlu Berbenah Menuju Asian Games

Minggu, 28 Januari 2018 23:26 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Herry Ibrahim
© Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORT
Suasana luar Istora Senayan jelang Indonesia Masters 2018 Copyright: © Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORT
Suasana luar Istora Senayan jelang Indonesia Masters 2018

Gelaran Indonesia Masters 2018 yang juga merupakan ajang test event menuju Asian Games di Istora Senayan, Jakarta telah berakhir, Minggu (28/01/17). Penyelenggaraan kejuaraan itu disebut mendapat apresiasi dari federasi bulutangkis dunia atau BWF (Badminton World Federation), seperti yang disampaikan oleh ketua umum PBSI, Wiranto. 

"Setiap penyelenggaraan di Indonesia, kita dapat acungan jempol dari BWF. Di indonesia selalu tertib dan berjalan sesuai dengan harapan. Animo penonton sangat besar tapi gedungnya terbatas, jadi semoga ini bisa jadi bagian dari kebangaan nasional," ucapnya.

© Badminton Talk
Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon raih gelar juara Indonesia Masters 2018. Copyright: Badminton TalkKevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon raih gelar juara Indonesia Masters 2018.

Meski demikian, ketua Panpel Indonesia Masters 2018, Achmad Budiarto mengatakan masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi pasca kejuaraan kali ini. Menurut pria yang juga merupakan Sekjen PBSI itu, setidaknya ada tiga hal yang menjadi fokus utama sebelum gelaran Asian Games Agustus mendatang.

"Dengan ini Indonesia Masters yang juga Road to Asian Games sudah selesai dan ada evaluasi di beberapa hal," ujarnya.

"Untuk uji venue pertandingan sudah berjalan baik meski sebelumnya ada kekhawatiran. Untuk lapangan yang dibagian pinggir lampunya belum bisa pas tapi sudah bagus menurut BWF. Kemudian untuk atasi angin sudah dipasang filter, sudah redam suara dan sirkulasi anginnya aman sehingga minim komplain," sambung Achmad Budiarto.

"Kapasitas venue ini jadi pelajaran menuju Asian Games, kita masih coba menatanya terutama belum ideal buat media. Pengaturan penonton gedung juga belum bisa sesuai nomor kursi, tapi di Indonesia Open harus dipakai. Sedangkan untuk persiapan organisasi atau manajemen panpel sudah berjalan baik tapi harus jadi pembelajaran agar lebih baik," tutupnya.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Presiden Jokowi menandatangani prasasti peresmian Istora Senayan. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPresiden Jokowi menandatangani prasasti peresmian Istora Senayan.

Pilihan PBSI untuk memakai Istora Senayan sebagai venue pada Indonesia Masters 2018 memang sengaja dilakukan oleh panitia penyelenggara. Hal itu untuk melihat sejauh mana persiapan dan menguji fasilitas yang ada di venue tersebut sebelum gelaran Indonesia Open maupun utamanya Asian Games 2018. Dengan demikian, semua kekurangan yang ada bisa diperbaiki sebelum pesta olahraga empat tahunan tersebut.