Susy Susanti Soroti Melempemnya Jonatan Christie dan Ihsan Maulana

Senin, 29 Januari 2018 11:48 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© HUMAS PBSI
Tunggal Putra Indonesia, Jonatan Christie. Copyright: © HUMAS PBSI
Tunggal Putra Indonesia, Jonatan Christie.

Kepala bidang pembinaan dan prestasi PBSI, Susy Susanti, menyoroti melempemnya penampilan tunggal putra khususnya Jonatan Christie dan Ihsan Maulana di awal 2018. Keduanya dinilai belum juga tampil stabil dan kerap angin-anginan saat berkompetisi.

Susy mengatakan sudah saatnya Jonatan dan Ihsan bergerak cepat menyusul rekannya, Anthony Ginting yang mulai menunjukkan konsistensi. Teranyar, Ginting meraih gelar keduanya di level Superseries di Indonesia Masters 2018.

"Kita lihat saat ini baru Ginting. Kalau kita lihat dari prestasi, Ginting lebih stabil. Setelah juara Korea Superseries 2017, Ginting mengulangi sukses di Indonesia Master kali ini," ucap Susy.

© Humas Pelatnas PBSI
Anthony Sinisuka Ginting raih gelar juara Indonesia Masters 2018. Copyright: Humas Pelatnas PBSIAnthony Sinisuka Ginting raih gelar juara Indonesia Masters 2018.

"Untuk Jonatan, kita harus bisa mencari satu pola permainan untuk dia. Kalau lagi bagus, dia bisa mengalahkan pemain-pemain elite tapi kalau polanya lagi tidak dapat, dia bisa kalah dari pemain non unggulan. Jadi ini merupakan satu pekerjaan rumah juga. Karena untuk menjadi matang tidak sesuai yang orang pikirkan," sambungnya.

Sebagai informasi, pada gelaran Indonesia Masters 2018, Jonatan Christie harus tersingkir pada babak pertama. Pebulutangkis 22 tahun itu kalah 15-21 dan 10-21 dari Son Wan Ho (Korea Selatan). Sedangkan Ihsan Maulana disingkirkan Rasmus Gemke (Denmark) juga pada putaran pertama dengan skor 17-21, 23-21, dan 21-16. 

© HUMAS PBSI
Tunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa. Copyright: HUMAS PBSITunggal putra Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa gagal total di Indonesia Masters 2018.

Meski demikian, Susy Susanti menyatakan baik Jonatan maupun Ihsan sebenarnya punya potensi untuk masuk ke papan atas dunia. Hanya saja masih ada kekurangan yang harus dibenahi seiring dengan inkonsistensi yang kerap diperlihatkan dua atlet Pelatnas PBSI itu.

"Tapi sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja karena dari potensi, baik Ihsan maupun Jonatan mereka punya potensi dan kesempatan. Tapi, bagaimana untuk menerapkan pola, bagaimana mereka bermain, mungkin itu yang menjadi evaluasi mereka," tutupnya.