Puasa Gelar 18 Tahun, Ini 3 Alasan Tunggal Putri Bisa Naik Podium Indonesia Open 2019

Sabtu, 29 Juni 2019 11:41 WIB
Penulis: Martini | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Humas PBSI
Kemenangan lagi dipersembahkan Gregoria Mariska Tunjung setelah menundukkan pebulutangkis Inggris Abigail Holden, grup B Piala Sudirman 2019. Foto: Humas PBSI Copyright: © Humas PBSI
Kemenangan lagi dipersembahkan Gregoria Mariska Tunjung setelah menundukkan pebulutangkis Inggris Abigail Holden, grup B Piala Sudirman 2019. Foto: Humas PBSI

INDOSPORT.COM – Perhelatan akbar bulutangkis Blibli Indonesia Open 2019 sudah di depan mata. Persiapan matang telah dilakukan oleh kontingen Indonesia selaku tuan rumah, guna mencapai target sapu bersih medali emas di ajang Super 1000 tersebut.

Hanya saja terdapat kekhawatiran semenjak Indonesia gagal mendominasi seluruh sektor di Indonesia Open dalam beberapa edisi terakhir.

Misalnya pada tahun lalu, bendera Merah Putih hanya berkibar dari nomor ganda putra dan ganda campuran, yakni melalui peran Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Sektor yang menjadi sorotan kali ini tentu saja adalah tunggal putri, mengingat tidak ada pemain Top 10 yang menjadi wakil Indonesia. Setelah era kejayaan Susy Susanti yang sukses mempertahankan gelar Indonesia Open berturut-turut sejak 1994 hingga 1997, hanya ada beberapa wakil tunggal putri yang mampu naik podium tertinggi.

Hingga kini setidaknya sudah 18 tahun tunggal putri Indonesia puasa gelar di rumah sendiri. Terakhir kali gelar tersebut dipersembahkan oleh Ellen Angelina pada tahun 2001 lalu, yang juga menjadi momentum terakhir di mana Indonesia sukses sapu bersih seluruh medali emas di lima sektor.

Namun pada gelaran Indonesia Open 2019, tak menutup kemungkinan jika tunggal putri mampu memberi kejutan dan mengulang kembali kejayaan 18 tahun lalu. Setidaknya ada tiga peluang yang bisa dimanfaatkan wakil tunggal putri Indonesia seperti berikut ini.

1. Rekor Fitriani vs Chen Yufei

Pada pertandingan hari pertama saja, Fitriani sudah harus menghadapi lawan berat yang menjadi unggulan kedua Indonesia Open, yakni Chen Yufei asal China.

Dari total enam pertemuan keduanya sejak 2013 lalu, setidaknya Fitriani pernah menumbangkan Yufei sebanyak dua kali, yakni pada BWF World Junior Championships 2014 dan Badminton Asia Team Championships 2018, di mana kedua laga tersebut dimenangkan melalui rubber game.

Jika Fitriani sukses mengalahkan Chen Yufei di laga perdana Indonesia Open 2019, maka untuk seterusnya dapat menjadi motivasi bagi atlet 20 tahun tersebut untuk menumbangkan lawan lainnya yang jauh lebih mudah.

4